Tembok Besar China Dibuka Kembali, Turis Wajib Pakai Masker
Ditutup sejak 24 Januari, Tembok Besar China dibuka kembali pada Selasa (24/3).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Objek wisata populer di dunia Tembok Besar China mulai dibuka kembali untuk umum pada Selasa (24/3). Wisatawan yang mengunjungi Tembok Besar sektor Badaling, Beijing, harus menunjukkan tiket yang dibeli secara daring sesuai dengan nama pengunjung, demikian media resmi setempat, Rabu.
Pengunjung juga diwajibkan menunjukkan kartu identitas, barkode kesehatan yang dapat diunduh melalui ponsel, dan mengenakan masker. Sebelum memasuki objek wisata melalui pintu masuk Tembok Besar di Badaling yang dibangun oleh Dinasti Ming pada tahun 1504 itu, pengunjung harus diukur terlebih dulu suhu badannya oleh petugas.
Objek wisata yang dikunjungi sekitar 65 ribu wisatawan per hari itu ditutup sejak 24 Januari. Kebijakan itu berlaku sehari setelah Kota Wuhan, Provinsi Hubei, yang berjarak sekitar 1.300 kilometer dari Beijing itu ditutup total untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19.
Badaling merupakan sektor yang paling ramai di antara sektor-sektor lainnya karena selain pemandangannya memukau dan juga mudah dijangkau dengan berbagai moda transportasi publik, termasuk kereta api, dari pusat Kota Beijing. Di sektor Badaling juga terdapat fasilitas pendukung, seperti kereta gantung dan wahana permainan lainnya yang mengitari area Tembok China.
Pembukaan kembali Tembok Besar itu dilakukan setelah tidak ada penambahan kasus baru positif Covid-19 pada penduduk lokal. Sementara itu, Wuhan sendiri bakal dibuka lagi secara penuh mulai 8 April. Dalam enam hari terakhir di Wuhan yang sebelumnya dinyatakan sebagai episentrum Covid-19 hanya terdapat satu kasus baru.