Kanye West Bantu Keluarga Tiga Korban Kekerasan Rasisme
Bantuan diberikan pada keluarga George Floyd, Ahmaud Arbery, dan Breonna Taylor.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapper Kanye West memberikan donasi besar untuk membantu keluarga korban kasus kekerasan terhadap warga kulit hitam. Bantuan ini diberikan kepada keluarga mendiang George Floyd, Ahmaud Arbery dan Breonna Taylor.
Bantuan yang diberikan kepada keluarga Floyd ditujukan untuk anak perempuan Floyd yang saat ini masih berusia enam tahun, Gianna. Bantuan ini diberikan dalam bentuk tabungan rencana kuliah 592 yang nantinya bisa digunakan untuk membiayai semua keperluan kuliah Gianna.
West juga memberikan donasi dengan total sebesar 2 juta dolar AS atau sekitar Rp 28,2 miliar untuk pembiayaan hukum serta membantu kehidupan keluarga Arbery dan Taylor.
Tak hanya itu, perwakilan West juga mengungkapkan bahwa suami dari Kim Kardashian West ini juga memberikan donasi kepada beberapa usaha miliki warga berkulit hitam. Bantuan ini diberikan kepada usaha-usaha yang sedang mengalami krisis akibat situasi saat ini.
Seperti dilansir People, Jumat (5/6), saat ini aksi protes terhadap ketidakadilan rasial dan kekerasan polisi tengah berlangsung setelah dipicu oleh kematian Floyd. Laki-laki berkulit hitam tersebut meregang nyawa di usia 46 tahun ketika lehernya ditindih dengan kaki seorang polisi bernama Derek Chauvin.
Sebelum kehilangan nyawa, Floyd berkali-kali mengatakan bahwa dia tak bisa bernapas. Akan tetapi, empat petugas polisi yang ada di tempat kejadian termasuk Chauvin tampak mengabaikan rintihan Floyd. Tindakan ini dianggap berlebihan karena Floyd tidak bersenjata dan tak melakukan perlawanan.
Saat ini, Chauvin telah dituntut dengan tuduhan pembunuhan tingkat dua. Chauvin dan ketiga rekannya yaitu Thomas Lane, Tou Thao dan J Alexander Kueng telah diberhentikan dari Departemen Kepolisian Minneapolis minggu lalu.
Arbery juga tak bersenjata ketika dia ditembak hingga tewas saat sedang jogging pada 23 Februari. Sebelum ditembak, Arbery sempat dikejar terlebih dahulu oleh dua pelaku berkulit putih yaitu Gregory McMichael dan putranya Travis McMichael.
Ayah dan anak ini menodong Arbery dengan dua senjata api sesaat setelah mereka melihat Arbery sedang berolahraga. Laki-laki berkulit hitam itu meninggal karena tembakan yang dilayangkan oleh Travis.
Kejadian yang menimpa Arbery juga menuai kemarahan warga. Gregory dan Travis sudah dituntut dengan tuduhan pembunuhan serta penyerangan yang berakhir serius.
Taylor merupakan perempuan berkulit putih yang tewas di rumahnya sendiri, di Louisville, pada 13 Maret. Seperti dilansir New York Times, polisi menerobos masuk ke kediaman Taylor tanpa mengetuk pintu dan memperkenalkan diri sebagai polisi.
Melihat ada penerobosan, kekasih Taylor menembakkan senjata dengan kepemilikan legal sebagai bentuk perlindungan karena mengira rumah Taylor dimasuki pencuri. Tembakan tersebut berhasil melukai salah satu petugas, namun petugas yang lain menembak Taylor dengan delapan tembakan hingga tewas.
Para polisi menerobos masuk karena meyakini bahwa Taylor berkaitan dengan dua laki-laki pengedar narkoba. Kedua laki-laki ini tinggal di lokasi yang jauh dari rumah Taylor. Akan tetapi polisi meyakini bahwa rumah Taylor dimanfaatkan sebagai tempat transaksi untuk menerima narkoba. Saat penggeledahan dilakukan, tak ada narkoba yang ditemukan di kediaman perempuan yang merupakan calon perawat tersebut.