Pasar Jadi Perhatian Saat New Normal

Tenaga Ahli Utama KSP menyebut pasar menjadi perhatian saat new normal

Antara/Arif Firmansyah
Penjual sayuran dan buah menggunakan masker dan alat pelindung wajah saat melayani pembeli di pasar tradisional Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat.Tenaga Ahli Utama KSP menyebut pasar menjadi perhatian saat new normal. Ilustrasi.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian mengatakan pemerintah akan memberi perhatian lebih kepada pasar tradisional selama penerapan kenormalan baru atau new normal. Sebab, pasar merupakan tempat berlangsungnya ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

"Pemerintah akan memfokuskan perhatian pada pasar tradisional dan jumlahnya itu juga cukup banyak," ujar Donny dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (6/6).

Kunjungan Presiden Joko Widodo ke lokasi sektor perekonomian masyarakat disebutnya bukan sebagai tinjauan biasa. Itu merupakan tanda bahwa pemerintah serius dalam mempersiapkan segala protokol untuk menyambut new normal.

"Itu semata-mata wujud perhatian kesiapannya, tetapi bukan berarti yang lain ditinggalkan," ujar Donny.

Semua pihak terkait juga diminta kerja samanya dalam menyambut new normal di pasar tradisional. Khususnya dalam menyiapkan protokol pencegahan Covid-19.

"Untuk memastikan protokol di semua sektor dijalankan dengan disiplin. Karena kalau tidak disiplin percuma saja," ujar Donny.

Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ferry Juliantono meminta pemerintah serius dalam penerapan new normal nanti. Sebab, pasar merupakan lokasi yang paling berpotensi menyebarkan virus Covid-19.

"Harus adanya kesepakatan bersama. Bukan sekadar tes tapi memenuhi kelengkapan pengaturan dan sebagainya. Itu kan harus," ujar Ferry.

Saat ini, ia masih melihat bahwa pemerintah hanya sekedar mengimbau agar masyarakat menerapakan protokol pencegahan Covid-19 di pasar. Maka dari itu, Ferry meminta keseriusan pemerintah dalam memerhatikan protokol kesehatan di pasar.

"Kalau pemerintah tidak mau, pedagang pasar akan semakin miskin dan produsen akan berguguran. Ditambah dapat munculnya klaster pasar jika terjadinya gelombang kedua Covid-19," ujar Ferry.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler