BEI: Rp 12,34 Triliun Modal Asing Keluar dari Pasar Saham

Investor mulai menarik modalnya dari pasar saham sejak Februari.

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Petugas keamanan berjalan di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (26/6/2020). Investor mulai menarik modalnya dari pasar saham sejak Februari.
Rep: Retno Wulandhari Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat modal asing yang keluar dari pasar saham sudah mencapai Rp12,34 triliun sepanjang 2020. BEI menyebut investor asing mulai menarik modal ketika pandemi Covid-19 mulai menyebar di sejumlah negara. 

Baca Juga


Hal tersebut tercermin dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menyentuh titik terendahnya di level 3.937. Padahal sebelumnya di awal tahun, IHSG sempat mencapai titik tertinggi di posisi 6.325.

"Penurunan indeks sebenarnya sudah terjadi sebelum pengumuman pandemi di Indonesia. Walaupun di Indonesia belum ada kasus, investor sudah khawatir dan mendiskon pasarnya," kata Direktur BEI Inarno Djajadi, Jumat (26/6).

Inarno menjelaskan, pada Februari 2020 para investor mulai menarik modalnya atau capital outflow di pasar saham sebesar Rp 4,76 triliun. Aliran modal keluar terus berlanjut di Maret sebesar Rp 5,59 triliun masih berlangsung hingga April sebesar Rp 8,82 triliun.

Inarno menambahkan, arus modal asing masuk atau capital inflow ke Indonesia sempat terjadi pada Mei sebesar Rp8,03 triliun. Namun, kembali keluar kembali hingga 19 Juni lalu dengan capital outflow sebesar Rp 1,24 triliun. 

Akibatnya, total capital outflow sejak awal tahun mencapai Rp 12,34 triliun. Pada tahun lalu, Inarno mengungkapkan, pasar saham Indonesia masih mengalami capital inflow sebesar Rp 49,20 triliun.

Meski demikian, volatilitas pasar saham mulai menunjukkan perbaikan. Hal tersebut tercermin dari minat perusahaan masuk ke kapasar modal. BEI mencatat, hingga 19 Juni lalu, terdapat 28 perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di BEI. 

"Selain itu juga ada yang sudah masuk daftar pipeline sebanyak 21 perusahaan," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler