Beda Budak dan Pembantu yang Dekat dengan Rasulullah SAW
Terdapat budak dan pembantu yang setia dengan Rasulullah SAW.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perbudakan merupakan masalah klasik yang tidak hanya terjadi pada masa Islam, tapi sudah ada sejak dulu.
Bahkan, perbudakan sudah ada sejak masa Socrates, Plato, dan Aristoteles masih hidup. Kendati demikian, Islam kemudian membuat syariat untuk memerdekaan budak dan tidak mensyariatkan perbudakan.
Dalam bukunya yang berjudul "Budak dalam Literatur Fiqih Klasik", Ustadz Hanif Luthfi mengungkapkan tentang para budak Nabi Muhammad SAW, baik yang laki-laki maupun yang wanita.
"Budak Nabi pasti membantu Nabi dalam kesehariannya. Meski tak semua pembantu Nabi adalah budaknya," kata Ustadz Luthfi dikutip dari bukunya, Jumat (21/8).
Salah satu peneliti Rumah Fiqih Indonesia ini mengatakan, para pembantu nabi yang bukan budak Nabi di antaranya, Anas bin Malik, Abdullah bin Mas'ud, Uqbah bin Amir, Asla' bin Syuraik, Bilal bin Rabah, Sa'ad, Abu Dzar al-Ghifari, Aiman bin Ubaid, dan Ummu Aiman.
"Mereka adalah sahabat Nabi yang membantu Nabi dalam kesehariannya, tetapi mereka adalah manusia merdeka dan bukan budak," jelas Ustadz Luthfi.
Sementara, menurut dia, budak laki-laki yang pernah membantu Nabi ada banyak sekali. Mereka adalah Zaid bin Haritsah, mantan anak angkat Nabi yang dimerdekakan dan dinikahkan dengan Ummu Aiman, sehingga lahir Usamah.
Budak Nabi lainnya adalah Aslam, Abu Rafi', Tsauban, Abu Kabsyah Salim, Syaqran atau Shalih, Rabah Naubi, Yasar Naubi, Mud'im, Karkarah, Anjasyah, Mahran Safinah bin Faruh, Unsah Abu Masyrah, Aflah, Ubaid,
Thahman Kaisan, Dzakwan, Mahran, Marwan, Hunain, Sundar, Fadhalah, Mabur, Waqid, Abu Waqid, Qasam, Abu Usaib, dan Abu Muwaihibah.
Sedangkan budak wanita yang pernah membantu Nabi yaitu Salma Ummu Rafi', Maimunah bintu Saad, Khadhah, Radhwa, Razinah, Ummu Dhamirah, Maimunah bintu Usaib, Mariyah dan Raihanah.
Menurut Ustadz Luthfi, di antara budak wanitanya Nabi, ada dua yang digauli atau menjadi sariyyah Nabi. Pertama, yaitu Mariyah binti Syam'un al-Qibthiyyah, ibu dari Ibrahim. Mariyah ini menjadi Ummu Waladnya Nabi, yang mana dia akan menjadi merdeka setelah Nabi wafat. Kedua adalah Raihanah binti Syam'un al-Quradziyyah. Dia masuk Islam dan lantas dimerdekakan Nabi.
Sementar itu, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (w 751 H) menyebutkan bahwa ada empat budak wanita yang digauli Nabi. Mereka adalah Mariyah al-Qibthiyyah, Raihanah, seorang wanita yang diberikan oleh Zainab bintu Jahsy dan seorang wanita lagi yang tak disebutkan namanya oleh Ibnu Qayyim.