Protein Hewani Vs Nabati, Mana yang Penting untuk Anak?
Sekitar 12-15 persen dari porsi makanan harian anak haruslah sumber protein.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momen di rumah saja merupakan saat yang tepat untuk menerapkan pola makan sesuai dengan panduan Isi Piringku. Komponen yang ada di dalamnya, termasuk protein hewani dan protein nabati.
Untuk mendukung pertumbuhan anak yang optimal, pastikan sebanyak 12 hingga 15 persen dari porsi makanan hariannya merupakan sumber protein. Protein berguna untuk membantu pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan tubuh anak.
Namun, tak sedikit orang tua yang menganggap protein nabati tidak lebih penting. Padahal, protein nabati juga diperlukan karena memiliki kandungan yang dibutuhkan tubuh dan tidak terdapat di asupan lain.
Dokter spesialis gizi klinis dr Juwalita Surapsari MGizi, SpGK mencontohkan, kendati protein hewani asam aminonya lebih lengkap, protein nabati tetap harus dikonsumsi karena mengandung lemak baik. Sedangkan, pada protein hewani adalah lemak jenuh.
"Jangan lupa juga ada kandungsn isoplavon yang fungsinya antioksidan dan anti kolestrol," kata Juwalita.
Sumber protein nabati bisa didapat dari kacang-kacangan, polong-polongan, dan biji-bijian. Ini termasuk nutrisi berbasis soya yang difortifikasi sehingga bisa menjadi salah satu asupan protein anak dengan intoleransi laktosa atau tidak bisa mencerna laktosa dengan baik.
Protein nabati juga berguna untuk membantu kecukupan serat. Walaupun mengonsumsi buah dan sayur dianjurkan, tetapi kandungan serat pun bisa didapat dari protein nabati.
"Sering orang tua panik anak tidak mau makan sayur dan buah, tapi pilihan protein juga bisa. Sumber protein mengandung mikronutrien, misal folat untuk membentuk darah merah, kalium berperan kontraksi otot dalam periode aktif , magnesium, besi, dan zinc sehingga melengkapi nutrisi," kata Juwalita.