PM Yordania Resmi Lepas Jabatan
Raja Yordania Abdullah menerima pengunduran diri Perdana Menteri Omar al Razzaz
REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Raja Yordania, Abdullah, menerima pengunduran diri Perdana Menteri Omar al Razzaz secara resmi pada Sabtu (3/10). Namun, dia meminta Al Razzaz untuk tetap sebagai perdana menteri sementara sampai penunjukan pengganti berikutnya.
Raja mengatakan kepada Razzaz dalam sepucuk surat bahwa dia menerima pengunduran diri atas kesalahan telah dibuat dalam penanganan pandemi. Kondisi ini menggemakan kekhawatiran medis bahwa sistem perawatan kesehatan bisa berada di ambang kehancuran jika penyebaran komunitas tidak terkendali.
Raja membubarkan parlemen pakan lalu pada akhir masa jabatan empat tahun dalam aturan konstitusional. Artinya pemerintah yang memimpin jalannya negara harus mengundurkan diri dalam waktu sepekan.
Pemerintahan baru akan membuka jalan bagi pemungutan suara pada November. Kondisi ini terjadi akibat negara itu bergulat dengan penyebaran cepat infeksi Covid-19 selama sebulan terakhir.
Perombakan yang lebih luas dan majelis baru diharapkan Raja dapat meredakan kekecewaan atas kesulitan ekonomi yang diperburuk oleh hantaman virus corona dan pembatasan kebebasan sipil dan politik di bawah undang-undang darurat.
Ekonomi Yordania diperkirakan akan menyusut sebesar enam persen tahun ini karena mengatasi krisis ekonomi terburuknya dalam beberapa tahun. Kondisi ini diakibatkan pengangguran dan kemiskinan yang diperparah oleh datangnya pandemi.
Raja Abdullah menunjuk al Razzaz pada musim panas 2018 untuk meredakan protes terbesar selama bertahun-tahun. Protes ini terkait kenaikan pajak yang diminta oleh Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mengurangi utang publik Yordania yang besar.