Bos Samsung Lee Kun-hee Meninggal Dunia

Samsung membantu perekonomian Korsel menjadi terbesar keempat di Asia.

AP Photo/Schalk van Zuydam
Lee Kun-Hee, direktur Samsung Electronics meninggal pada usia 78 tahun.
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Lee Kun-Hee, direktur Samsung Electronics yang mengubah pembuat televisi kecil menjadi raksasa elektronik konsumen global, telah meninggal pada usia 78 tahun. Pernyataan dari Samsung menyebutkan bahwa Lee meninggal pada hari Ahad (25/10) dengan anggota keluarga di sisinya, termasuk putranya dan kepala de facto perusahaan, Lee Jae-yong.


Lee Kun-Hee telah dirawat di rumah sakit sejak Mei 2014 setelah menderita serangan jantung. Karena penyakit itu, putra kemudian yang menjalankan Samsung, perusahaan terbesar di Korea Selatan.

"Kami semua di Samsung akan menghargai ingatannya dan berterima kasih atas perjalanan yang kami bagi dengannya. Simpati kami yang terdalam bersama keluarga, kerabat, dan orang-orang terdekatnya. Warisannya akan abadi." kata pernyataan Samsung dilansir di AP News.

Lee Kun-hee mewarisi kendali dari ayahnya dan selama hampir 30 tahun kepemimpinannya. Samsung Electronics Co menjadi merek global dan pembuat smartphone, televisi, dan chip memori terbesar di dunia. Samsung menjual ponsel Galaxy sembari membuat layar dan microchip yang menjadi kekuatan para pesaingnya, iPhone Apple dan ponsel Google Android.

Samsung membantu perekonomian Korsel menjadi terbesar keempat di Asia. Bisnisnya meliputi pembuatan kapal, asuransi jiwa, konstruksi, hotel, pengoperasian taman hiburan, dan banyak lagi. Samsung Electronics sendiri menyumbang 20 persen dari kapitalisasi pasar di pasar saham utama Korea Selatan.

Lee meninggalkan kekayaan yang sangat besar, dengan Forbes memperkirakan kekayaannya mencapai 16 miliar dolar AS atau sekitar Rp 240 triliun pada Januari 2017. Kematiannya terjadi pada waktu yang sulit bagi Samsung.

Ketika dia dirawat di rumah sakit, bisnis seluler Samsung yang pernah menguntungkan menghadapi ancaman dari perusahaan pemula di China dan pasar negara berkembang lainnya. Perusahaan menghadapi tekanan tinggi untuk menginovasi bisnis perangkat keras tradisionalnya yang kuat, untuk mereformasi budaya hierarki yang kaku dan untuk meningkatkan tata kelola perusahaan dan transparansi.

Lee lahir 9 Januari 1942, di kota tenggara Daegu selama pemerintahan kolonial Jepang di Semenanjung Korea. Ayahnya Lee Byung-chull mendirikan bisnis ekspor di sana pada tahun 1938 dan setelah Perang Korea 1950-1953, ia membangun kembali perusahaan tersebut menjadi produsen peralatan elektronik dan rumah tangga serta perusahaan perdagangan besar pertama di negara itu.

Lee Byung-chull sering disebut sebagai salah satu bapak industri modern Korea Selatan. Lee Kun-Hee adalah putra ketiga dan warisan bisnis ayahnya bertentangan dengan tradisi kekayaan keluarga yang turun ke anak tertua. Salah satu saudara laki-laki Lee Kun-Hee menggugat sebagian besar Samsung tetapi kalah dalam kasus tersebut.

Ketika Lee Kun-Hee mewarisi kendali dari ayahnya pada tahun 1987, Samsung mengandalkan teknologi Jepang untuk memproduksi TV dan melakukan langkah pertama dalam mengekspor microwave dan lemari es. Perusahaan memperluas pabrik semikonduktornya setelah memasuki bisnis pada tahun 1974 dengan mengakuisisi perusahaan yang hampir bangkrut.

Momen yang menentukan datang pada tahun 1993. Lee Kun-Hee membuat perubahan besar pada Samsung setelah perjalanan dua bulan ke luar negeri meyakinkannya bahwa perusahaan tersebut perlu meningkatkan kualitas produknya.

 

Pada tahun 2020, Lee Jae-yong menyatakan transfer keturunan di Samsung akan berakhir, menjanjikan hak pengelolaan yang diwarisi tidak akan diberikan kepada anak-anaknya. Dia juga mengatakan Samsung akan berhenti menekan upaya karyawan untuk mengatur serikat pekerja, meskipun aktivis buruh mempertanyakan ketulusannya.

sumber : AP News
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler