Singapura Izinkan Perusahaan AS Jual Daging Ayam Hasil Lab

Singapura negara pertama izinkan jual daging ayam yang dibudidayakan di laboratorium

Flickr
Ilustrasi daging ayam
Rep: Dwina Agustin Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura telah memberikan lampu hijau kepada perusahaan rintisan Amerika Serikat (AS), Eat Just, untuk menjual daging ayam yang dibudidayakan di laboratorium. Menurut perusahaan itu, keputusan ini menjadi persetujuan peraturan pertama di dunia untuk daging yang tidak berasal dari hewan yang disembelih.

“Dukungan peraturan pertama di dunia dari daging nyata berkualitas tinggi yang dibuat langsung dari sel hewan untuk konsumsi manusia yang aman membuka jalan bagi peluncuran komersial skala kecil yang akan datang di Singapura,” kata Eat Just pada Rabu (2/12).

Permintaan akan alternatif daging melonjak karena kekhawatiran konsumen tentang kesehatan, kesejahteraan hewan, dan lingkungan. Pilihan daging nabati, yang dipopulerkan oleh Beyond Meat Inc dan Impossible Foods, semakin banyak ditampilkan di rak supermarket dan menu restoran.

Akan tetapi, daging budidaya yang ditanam dari sel otot hewan di laboratorium masih dalam tahap awal mengingat biaya produksi yang tinggi. Eat Just mengatakan daging budidaya perusahan mereka akan dijual sebagai nugget dan sebelumnya telah mematok harga 50 dolar AS.

Salah satu pendiri dan CEO Eat Just, Josh Tetrick, mengatakan harganya telah turun dan harga daging akan setara dengan ayam premium ketika pertama kali diluncurkan di sebuah restoran di Singapura dalam waktu dekat. Tetrick menyatakan perusahaan AS ini menargetkan profitabilitas operasi sebelum akhir 2021 dan berharap untuk go public segera setelah itu.

Secara global, lebih dari dua lusin perusahaan sedang menguji ikan, daging sapi, dan ayam yang dibudidayakan di laboratorium. Uji coba ini diharapkan dapat menembus segmen pasar daging alternatif. Barclays memperkirakan industri ini dapat bernilai 140 miliar dolar AS pada 2029.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler