Kasus Covid-19 pada Anak di AS Lampaui Angka 2 Juta

Anak-anak kini mewakili sekitar 12,4 persen dari semua kasus di AS.

EPA
Sekelompok pelajar berjalan di luar Bursa Efek New York setelah mengikuti kelas di luar ruangan sekolahnya, New York, Amerika Serikat, 24 November 2020.
Rep: Kiki Sakinah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Covid-19 pediatrik di Amerika Serikat (AS) telah mengalami lonjakan selama beberapa pekan terakhir. Data American Academy of Pediatrics (AAP) menyebutkan, jumlah kasus infeksi virus corona tipe baru pada anak-anak telah melebihi angka dua juta.

Menurut data kelompok medis ini, lebih dari satu juta kasus Covid-19 pada anak-anak telah dilaporkan secara nasional sejak 12 November 2020.

"Hampir 179 ribukasus Covid-19 pada anak-anak yang baru dilaporkan pekan lalu yang berakhir pada 24 Desember 2020," kata AAP dalam rilis berita yang diunggah pada Selasa, dilansir Fox News, Kamis (31/12).

AAP menyatakan, saat ini tampaknya penyakit parah akibat Covid-19 jarang terjadi pada anak-anak. Namun, ada kebutuhan mendesak untuk mengumpulkan lebih banyak data tentang dampak jangka panjang pandemi pada anak-anak, termasuk cara virus dapat membahayakan kesehatan fisik jangka panjang dari bocah yang terinfeksi serta efek kesehatan emosional dan mentalnya.

Menurut data tersebut, anak-anak kini mewakili sekitar 12,4 persen dari semua kasus di AS. Pada 17 Desember 2020, setidaknya 172 anak meninggal akibat penyakit tersebut.

Baca Juga


Sekitar 1,8 persen dari semua rawat inap Covid-19 melibatkan anak-anak. Akan tetapi, data yang lebih mendalam tentang pengujian, rawat inap, dan morbiditas diperkirakan ada dalam laporan yang akan datang.

"AAP meyakini jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan pada anak-anak kemungkinan besar kurang karena gejala anak-anak sering kali ringan, dan mereka mungkin tidak menjalani tes Covid-19," kata rilis berita itu.

Penyebaran virus corona di antara anak-anak telah menjadi topik perhatian di AS menyusul pergulatan dengan lonjakan kasus di beberapa daerah yang sebelumnya tak terlihat sejak awal pandemi. Pejabat kesehatan setempat telah menyerukan agar sekolah tetap terbuka untuk pembelajaran langsung, dengan alasan bahwa penyebaran tidak terjadi di sekolah, melainkan di dalam komunitas pada pertemuan kecil dan oleh orang yang tidak menunjukkan gejala.

Sementara itu, pakar penyakit menular terkemuka di negara itu, Dr Anthony Fauci serta Surgeon General Jerome Adams, bulan lalu telah berulang kali menyerukan kepada pejabat setempat untuk menutup bar dan membiarkan sekolah tetap buka. Namun, banyak sekolah di distrik-distrik telah memilih untuk sementara waktu beralih ke jadwal pembelajaran jarak jauh setelah liburan nanti. Hal itu karena kekhawatiran tentang potensi lonjakan akibat perjalanan dan pertemuan para siswa. Sementara itu, guru dan staf sekolah direkomendasikan untuk menerima vaksin Covid-19 yang telah disetujui. Sementara itu, penelitian tentang mengenai keamanan dan efektivitas vaksin pada anak-anak baru saja dimulai.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, kebanyakan anak yang terjangkit virus corona akan memiliki gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali. Namun, seperti pada orang dewasa, beberapa dapat mengalami sakit parah dan membutuhkan rawat inap, perawatan intensif, atau ventilator untuk membantu mereka bernapas. Dalam kasus yang jarang terjadi, kematian dapat terjadi.

Selain itu, ada juga contoh kondisi medis serius yang langka terkait dengan Covid-19 pada anak-anak yang diidentifikasi sebagai Sindrom Peradangan Multisistem pada Anak-anak (MIS-C). Meskipun demikian, CDC mengatakan bahwa belum jelas apa yang menyebabkan kondisi tersebut atau siapa dengan risiko yang meningkat yang bisa mengembangkannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler