Mengenal Tim Ekonomi Biden dengan 4 Perempuan

Tim ekonomi Biden menghadapi kondisi yang lebih buruk dibandingkan Perang Dunia II.

AP/Evan Vucci
Presiden AS Joe Biden. Dalam tim ekonominya, Joe Biden menunjuk empat wanita dari lima orang yang ada.
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Joe Biden telah berjanji untuk menyembuhkan ekonomi Amerika dari pandemi Covid-19 dengan stimulus ekonomi dalam dosis besar. Rencana ini termasuk bantuan segera dan investasi dalam pekerjaan ramah lingkungan, infrastruktur, dan lainnya.

Baca Juga


Dia meminta tim ahli ekonomi dan pengacara berpengalaman Ivy League untuk mengubah visinya menjadi kenyataan. Tugas yang dihadapi tim ekonom Biden sekarang bahkan lebih mengerikan, dengan lebih dari 10 juta orang AS kehilangan pekerjaan dan pandemi yang telah merenggut nyawa lebih banyak orang dibandingkan korban Perang Dunia II.

Berikut tim ekonomi pilihan Biden, dilansir di BBC, Rabu (27/1):

1. Janet Yellen, Menteri Keuangan

Ekonom berusia 74 tahun, yang menempuh pendidikan di Universitas Brown dan Yale serta mengajar di kampus Universitas California di Berkeley, adalah wanita pertama yang memimpin Departemen Keuangan dalam sejarah departemen yang berusia 231 tahun itu. 

Yellen juga adalah satu-satunya wanita yang pernah mengepalai Dewan Penasihat Ekonomi dan menjadi Gubernur Bank Sentral Amerika, The Federal Reserve. Yellen telah membantu mengarahkan ekonomi AS keluar dari resesi terakhir sambil mendorong bank sentral untuk fokus pada masalah seperti ketidaksetaraan.

Tetapi mantan presiden Donald Trump menolak untuk memperpanjang masa jabatannya di The Federal Reserve. Trump beralasan dengan tubuh yang kecil, Yellen 'terlalu pendek' untuk pekerjaan setinggi itu.

Sekarang Yellen akan mengambil peran mengawasi segala hal mulai dari perpajakan dan regulasi keuangan hingga sanksi. Yellen juga akan bertindak sebagai otoritas utama saat Biden menyerukan lebih banyak pengeluaran pemerintah.

2. Brian Deese, Dewan Ekonomi Nasional

Dalam usia 42 tahun, Brian Deese akan menjadi orang termuda yang pernah menjabat sebagai kepala Dewan Ekonomi Nasional, yang bertugas mengatur dan mengoordinasikan kebijakan ekonomi pemerintah.

Deese membuat namanya naik pada penyelamatan industri otomotif di tengah krisis keuangan 2007-2008. Tanggung jawabnya kemudian diperluas untuk mencakup regulasi keuangan, masalah anggaran dan perubahan iklim. Ini adalah area-area yang menjadi inti dari strategi Biden untuk menghidupkan kembali ekonomi AS.

Beberapa orang di sayap kiri melihat Deese, yang mengambil posisi sebagai direktur investasi berkelanjutan di raksasa keuangan Blackrock setelah meninggalkan pemerintahan, sebagai orang yang terlalu bersahabat dengan Wall Street dan terlalu khawatir menjalankan defisit.

Tapi dia juga punya pendukung yang terkenal. Setelah Deese diumumkan, penasihat Obama, David Axelrod menyebut Deese 'heroik' dalam aksi menanggapi resesi 2008. Sementara Obama pada 2016, membahas kinerjanya tentang perjanjian gas rumah kaca Paris.

 

3. Neera Tanden, Kantor Manajemen dan Anggaran

Neera Tanden akan dihadapkan pada tugas rumit untuk mewujudkan prioritas kebijakan melalui anggaran federal.

Saat ini adalah kepala lembaga pemikir liberal Washington, Center for American Progress, wanita berusia 50 tahun itu akan menjadi wanita kulit berwarna pertama dan orang Amerika-Asia Selatan pertama yang memimpin kantor manajemen dan anggaran.

Saat mengumumkan pencalonannya, Biden mengatakan masa kecil Tanden yang dibesarkan oleh seorang ibu tunggal yang bergantung pada program bantuan publik akan memberinya wawasan kunci untuk perannya dalam mengawasi pengeluaran pemerintah federal.

Pengacara lulusan Universitas Yale ini juga bekerja dalam reformasi perawatan kesehatan di bawah pemerintahan Obama dan merupakan asisten lama Hillary Clinton.

 

4. Cecilia Rouse, Dewan Penasihat Ekonomi

Ekonom Princeton Cecilia Rouse (57 tahun), pilihan Biden untuk menjadi ketua Dewan Penasihat Ekonomi, terkenal karena menangani masalah ketidaksetaraan dan persinggungannya dengan ras, gender, pendidikan, dan masalah lainnya.

Makalahnya yang paling terkenal menunjukkan blind audition meningkatkan perekrutan wanita di orkestra. Pekerjaannya yang lain telah memeriksa pengeluaran sekolah dan pengaruh beasiswa pada mahasiswa.

Dekan Sekolah Urusan Publik dan Internasional di Princeton, ini menjalankan tugas di pemerintahan di bawah mantan presiden Bill Clinton. Ia juga bekerja pada masalah-masalah seperti pengangguran jangka panjang sebagai penasihat ekonomi untuk mantan presiden Obama.

Dia akan menjadi orang Afrika-Amerika pertama yang memimpin dewan dalam sejarahnya.

 

5. Katherine Tai, Perwakilan Dagang Amerika Serikat

Katherine Tai akan menjadi negosiator perdagangan teratas Amerika, memimpin kantor yang sebelumnya dia jabat sebagai pengacara yang menangani keluhan AS tentang perdagangan China.

Dia meninggalkan kantor tersebut pada 2014, tetapi tetap terlibat dalam masalah perdagangan sebagai asisten kongres Demokrat karena muncul sebagai pemain kunci dalam perang perdagangan Donald Trump.

Tai mendapat pujian karena membantu merundingkan ketentuan hak-hak tenaga kerja yang ditambahkan ke perjanjian perdagangan terbaru Trump antara AS, Kanada, dan Meksiko. 

Dalam peran barunya, fokusnya kemungkinan akan kembali ke China, tempat orang tuanya lahir dan di mana dia mengajar bahasa Inggris selama dua tahun pada 1990-an.

Dalam menghadapi ekonomi kelas berat. Ia mengatakan strategi pemerintahan Trump terlalu mengandalkan pada langkah-langkah defensif, seperti tarif. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler