Pangeran Bandar: Laporan Khashoggi CIA Evaluasi, Bukan Bukti
Pangeran Bandar menekankan kasus pembunuhan Khashoggi telah ditutup.
REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Mantan kepala intelijen Arab Saudi dan mantan duta besar untuk Amerika Serikat (AS) menegaskan, kasus pembunuhan warga negara Arab Saudi Jamal Khashoggi telah ditutup. Kecuali ada bukti baru yang muncul di pengadilan Saudi.
"Arab Saudi telah melakukan apa yang dilakukan negara lain dalam hal penyidikan, persidangan dan putusan, dan itu sesuai hak kedaulatan dan tanggung jawabnya sebagai negara dan sebagai anggota sah komunitas internasional," kata Pangeran Bandar ke situs Basic Media, dilansir di Saudi Gazette, Selasa (2/3).
Pangeran Bandar menggambarkan, laporan CIA tentang pembunuhan Khashoggi sebagai penilaian, seperti yang disebut oleh badan intelijen AS sendiri dan bukan daftar bukti. Laporan tersebut tidak dapat mengonfirmasi sifat niatnya.
Dia menekankan, kejahatan telah terjadi dan Arab Saudi memiliki tanggung jawab moral untuk itu sebagaimana dibuktikan dari pernyataan Putra Mahkota Muhammad Bin Salman. Persidangan juga menghasilkan putusan yang memvonis beberapa terdakwa dan membebaskan beberapa lainnya.
Pangeran Bandar mencatat kejahatan tersebut telah menyakiti semua orang Saudi. “Dalam kasus seperti itu, ada tingkat kedua untuk menanganinya di Kerajaan dan itu berkaitan dengan posisi keluarga korban,” katanya sambil mengutip keluarga almarhum memaafkan pelaku atas kemauannya sendiri.
“Karena itu, hukuman diubah dari mati menjadi hidup, dan inilah yang terjadi. Jika mereka (keluarga) tidak memintanya, maka hukuman mati akan dijalankan sesuai dengan ketentuan peradilan dan syariah," katanya.
Pangeran Bandar menambahkan, ini konteks umum dan obyektif tentang bagaimana Arab Saudi menangani kejahatan tersebut. Ia mengatakan, media, laporan politik dan pidato dibentuk oleh prasangka, posisi mental, psikologis, serta politik terhadap Arab Saudi pada umumnya. Ia mencatat, mereka mengembangkan posisi ini bahkan sebelum terjadinya kejahatan dan mungkin mereka temukan kesempatan untuk mengartikulasikan prasangka dan bias mereka.