UAS Jelaskan Empat Syarat Muslim Masuk Surga
Setiap orang yang beriman akan berlomba-lomba agar bisa masuk surga.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap umat Islam di dunia memimpikan dapat merasakan nikmat Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat. Setiap orang yang beriman akan berlomba-lomba beribadah dan meminta rahmat-Nya agar bisa masuk surga di kemudian hari.
Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam salah satu video yang diunggah di laman resmi Youtube-nya membahas seputar hadits dari Nabi Muhammad SAW terkait penghuni surga. Hadits ini disampaikan oleh salah satu sahabat Nabi, Abdullah bin Salam. Ia sebelumnya merupakan seorang pendeta Yahudi di Madinah dan bernama Husen bin Salam.
Dalam hadits yang disampaikan Abdullah bin Salam, Nabi Muhammad SAW berkata, "Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, sholatlah pada malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat".
"Orang yang paling mulia adalah orang yang pertama kali mengucapkan salam saat berjumpa dengan orang lain. Dalam salam, ada tiga doa yang disampaikan," ujar UAS.
Doa pertama, yakni 'Assalamualaikum' yang berarti 'keselamatan bagimu'. Kedua, bacaan 'warahmatullahi' yang berarti 'Allah merahmatimu dicurahkannya kasih sayang-Nya padamu'. Dan, doa ketiga adalah 'wabarakatuh', yang berarti 'berkah-Nya diberikan kepadamu'.
Baca juga : Alasan Tiga Mualaf Perempuan ini Memilih Islam
UAS menyebut seorang umat tidak masuk surga karena amal, membaca Alquran, ataupun sholat witir dan Tahajud. Seorang Muslim bisa masuk surga karena rahmat dari Allah SWT.
Setiap ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim, seperti shalat, membangun masjid, puasa, semata-mata untuk mendapat rahmat dari Allah SWT. Di dalam sholat, ada delapan hal yang diminta seorang Muslim kepada Allah SWT. Doa ini disematkan ketika seorang Muslim duduk di antara dua sujud.
Setiap duduk di antara dua sujud, seorang Muslim akan membaca bacaan: "Rabbighfirli warhamni wajburni warfa'ni warzuqni wahdini wa'afini wa'fuanni". Bacaan ini berarti, "Ya Allah ampuni dosaku, rahmatilah aku, tutuplah aibku, angkat derajatku, beri aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkan diriku dan ampunilah aku".
"Sesudah saling berbagi salam, kedua yang dilakukan adalah berbagi makanan. Bulan Ramadhan adalah momen yang pas untuk berbagi makanan," ujar UAS.
Dalam sebuah hadits dijelaskan, "Siapa yang memberi makan buka puasa, ia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahalanya masing-masing".
Rasulullah SAW juga pernah bersabda, "Tidaklah beriman kepada-Ku orang yang tidur dalam keadaan kenyang. Sedang tetangganya kelaparan sampai ke lambungnya. Padahal, ia (orang yang kenyang) mengetahui".
Syarat berikutnya bagi seorang Muslim yang ingin masuk surga adalah menyambung silaturahim kepada setiap saudaranya. UAS menyebut seseorang yang memutus tali silaturahim tidak bisa masuk surga.
UAS lantas menyebut makna salam dalam sholat adalah untuk 'menyapa' yang berada di kiri dan kanannya. Salam ini disampaikan untuk malaikat, manusia, serta jin Islam yang ada di sekitar.
"Bila seseorang sebelum sholat bersalaman dan setelah sholat kembali bersalaman, ini hukumnya 'mubah' atau boleh. Tapi, kalau dia hanya bersalaman setelah sholat, ini hukumnya sunnah," kata UAS.
Dalam HR Imam Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahim".
Terakhir, bagi seorang Muslim yang ingin masuk surga ia harus memenuhi syarat sholat malam saat yang lain sedang tertidur pulas. Salah satu tujuan sahur adalah membiasakan diri untuk bangun pada malam hari.
Dalam sebuah kisah, diceritakan Nabi mendengar jejak langkah Bilal di dalam surga. Ketika ditanya apa yang membuat Bilal bisa masuk surga, ia menjawab tidak pernah meninggalkan sholat dua rakaat setelah wudhu. Bilal juga merupakan sosok yang senantiasa memelihara wudhunya.
"Bagi kaum Muslim, hal ini bisa dilakukan saat sholat malam. Setelahnya, lanjutkan dengan sholat malam lainnya, seperti shalat taubat dan Tahajud," ujar UAS.