Puluhan Nakes di Tasikmalaya Positif Covid-19

Akibat puluhan nakes positif Covid-19, pelayanan sejumlah puskesmas terkendala.

Republika/Bayu Adji P
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra
Rep: Bayu Adji P Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Puluhan tenaga kesehatan (nakes) di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya dilaporkan terpapar Covid-19. Akibatnya pelayanan sejumlah puskesmas terkendala.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, terdapat 11 nakes di Puskesmas Purbaratu yang terpapar Covid-19. Pelayanan di puskesmas itu sempat berhenti beberapa hari untuk dilakukan penelusuran dan sterilisasi.

"Pelayanan sempat berhenti pada Jumat dan Sabtu, hari ini juga tutup, tapi Rabu besok (23/6) buka lagi," kata dia kepada Republika, Selasa (22/6).

Menurut dia, 11 nakes yang positif itu menjalani isolasi mandiri lantaran hanya bergejala ringan. Penelusuran kepada kontak erat pasien masih terus dilakukan. Asep mengatakan, nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19 bukan hanya dari Puskesmas Purbaratu. Dari fasilitas kesehatan lain terdapat laporan nakes yang positif Covid-19.

"Secara keseluruhan nakes yang terkena Covid-19 dan masih aktif ada 30 orang. Kalau dari awal (pandemi Covid-19), ratusan jumlahnya," kata dia.

Kendati demikian, ia mengatakan, belum ada laporan nakes yang meninggal akibat Covid-19. "Mudah-mudahan tak ada," kata dia.

Sementara di Kabupaten Tasikmalaya, jumlah nakes yang saat ini terkonfirmasi positif Covid-19 berjumlah sekitar 60 orang. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi mengatakan, laporan nakes terkonfirmasi positif Covid-19 paling banyak berasal dari Puskesmas Cikalong.

"Nakes 15 orang dari Puskesmas Cikalong yang positif. Belum yang lain-lain, misalnya Cigalontang, Sukaresik, Salopa, Pancatengah, Jatiwaras. Perkiraan ada 63 nakes yang positif aktif," kata dia.

Para nakes itu harus menjalani isolasi mandiri. Akibatnya, pelayanan di sejumlah pusmemas yang terkendala lantaran para nakes bekerja dari rumah.

Menurut dia, penyebab utama banyak nakes yang terpapar Covid-19 adalah faktor kelelahan. Sebab, para nakes dibebani tugas berat dalam penanganan Covid-19. Selain harus merawat pasien, nakes juga sebagian ada yang bertugas melakukan vaksinasi. Mereka juga wajib membuat laporan terkait pekerjaannya.

Atang mengatakan, seharusnya harus ada rekrutmen untuk mengatasi banyaknya nakes yang terpapar Covid-19. "Tapi anggaran kurang," ujar dia.

Selain itu, ia menambahkan, tingkat keterisian rumah sakit untuk mengisasi pasien Covid-19 juga sudah lebih dari 90 persen. Pihaknya akan melakukan rapat untuk mengatasi masalah itu.

"Harusnya, semua klinik harus bisa merawat pasien Covid-19 dan biayanya bisa diklaim ke pemerintah pusat. Jadi gak bertumpuk di rumah sakit," kata dia.



Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
 
Berita Terpopuler