Suara Serak Bisa Jadi Tanda Kanker Paru
Perubahan pada suara dapat menjadi gejala awal kanker paru.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menemukan tanda-tanda awal kanker paru bisa menjadi rumit. Tidak seperti kanker lainnya, kanker paru biasanya tidak memiliki gejala yang terlihat sampai pada kondisi stadium lanjut.
Ketika tumor tumbuh cukup besar untuk menekan organ lain, hal itu menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Namun, terkadang ada gejala peringatan dini yang harus diwaspadai.
Sering kali, ketika pasien menerima diagnosis kanker paru, mereka telah mengalami gejala seperti kesulitan bernapas berkepanjangan, infeksi pernapasan berulang, atau nyeri dada temporer. Namun, orang tidak mungkin mengenali itu sebagai gejala kanker paru.
"Meskipun batuk atau kasus bronkitis bukanlah alasan untuk meyakini bahwa Anda menderita kanker paru, namun kalau Anda berisiko tinggi, penting untuk memerhatikan tanda-tanda peringatan dini" kata ahli onkologi radiasi dan direktur klinik multidisiplin di The Lung Cancer Program, Russell Hales, dilansir laman Express, Sabtu (4/9).
Dokter yang berbasis di Sidney Kimmel Comprehensive Center itu juga menguraikan gejala umum kanker paru yang harus diwaspadai untuk mengetahui penyakit ini sedini mungkin. Salah satu tanda umum dapat terlihat ialah dari suara.
Suara serak: Batuk kronis atau tumor yang mengganggu pita suara dapat menyebabkan orang dengan kanker paru memiliki suara serak.
Batuk kronis: Orang dengan kanker paru sering mengeluh batuk yang tidak kunjung sembuh. Batuk kronis berlangsung setidaknya selama delapan pekan.
Infeksi pernapasan berulang: Tumor paru-paru dapat memblokir jalan napas, menyebabkan infeksi yang sering terjadi seperti bronkitis dan pneumonia.
Batuk darah: Meskipun hanya sedikit darah, batuk darah atau lendir berdarah adalah alasan untuk menemui dokter.
Sesak napas: Kanker paru dapat menyebabkan saluran napas menyempit hingga menyebabkan kesulitan bernapas.
Nyeri dada: Ketika tumor paru menyebabkan sesak di dada atau menekan saraf, Anda mungkin merasakan sakit di dada, terutama saat bernapas dalam-dalam, batuk, atau tertawa.
Deteksi kanker paru lebih awal untuk memulai pengobatan memberikan harapan terbaik memerangi penyakit itu. Menurut John Hopkins Medicine, ketika kanker paru berada pada stadium lanjut, maka lebih sulit untuk diobati. Skrining kanker paru-paru menawarkan harapan untuk deteksi dini.
Sebagian besar suara serak yang dialami oleh pasien kanker paru adalah akibat dari kelumpuhan saraf laring yang berulang (kelumpuhan atau kelemahan pada saraf tersebut). Tumor di paru kiri dapat menekan saraf, menyebabkan suara serak, atau kelumpuhan saraf laring berulang. Meskipun kurang umum, tumor paru kanan juga dapat menyebabkan kelumpuhan saraf laring berulang.
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko mengembangkan suara serak di masyarakat umum, misalnya, mengisap tembakau, refluks gastroesofageal (GERD), penggunaan suara dalam profesi tertentu seperti guru, aktor, dan penyanyi, serta masalah lingkungan, seperti akustik yang buruk, polusi, dan kelembapan rendah.
"Jika seseorang mengalami gejala dan memiliki peningkatan risiko terkena kanker paru, Anda harus berbicara dengan dokter tentang pemeriksaan rutin”, ujar Hales.
Siapa saja yang berisiko tinggi terkena kanker paru? Orang yang berpotensi memiliki gejala suara serak, yaitu mereka yang memiliki riwayat perokok berat (merokok setidaknya satu bungkus sehari selama 30 tahun), perokok saat ini atau mantan perokok yang berhenti dalam 15 tahun terakhir, serta mereka yang berusia antara 55 dan 80 tahun perlu mewaspadai kanker paru.