Keberadaan Peluru Tajam Jadi Fokus Investigasi Kasus Rust

Pistol properti Alec Baldwin menewaskan direktur fotografi Rust, Halyna Hutchins.

AP
Foto sinematografer Halyna Hutchins dipajang dalam acara peringatan kematiannya, Sabtu (23/10). Hutchins meninggal setelah tertembak senjata properti film Rust yang dipegang aktor Alec Baldwin.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investigasi kasus penembakan tidak sengaja oleh aktor Alec Baldwin yang menewaskan seorang sinematografer dan mencederai sutradara Rust itu terus berlanjut. Tim penyidik dari kantor Sheriff Santa Fe County, Adan Mendoza, mengonfirmasi bahwa fokus penyelidikan saat ini adalah mencari tahu siapa yang sebenarnya menghadirkan peluru tajam di lokasi.

Aparat menyelidiki bagaimana peluru tajam bisa sampai ke lokasi shooting. Padahal, amunisi betulan tidak diperlukan penggunaannya.

Baca Juga



"Saya pikir selama wawancara, fokus penyelidikan adalah bagaimana peluru langsung sampai di sana, siapa yang membawa itu ke lokasi dan mengapa amunisi ada di sana," jelas Mendoza saat muncul di acara TV "Today", dilansir Fox News, Jumat (29/10).

Dalam konferensi pers, Rabu (27/10) lalu, Mendoza juga menyinggung terkait pernyataan pembuat senjata Hannah Gutierrez Reed yang sudah memastikan tidak adanya amunisi aktif di lokasi shooting. Namun, penyelidik justru menemukan peluru tajam di bahu sutradara Joel Souza.

Peluru yang ditemukan itu sama persis dengan amunisi yang juga menewaskan sinematografer Halyna Hutchins. Selain peluru yang ditemukan dari bahu Souza, penyelidik juga menemukan 500 butir amunisi, termasuk campuran peluru kosong, peluru tiruan, dan peluru tajam.

"Jika status penyelidikan naik menjadi titik kelalaian atau titik tuntutan pidana, kami berharap untuk bekerja dengan jaksa wilayah sehubungan dengan itu, sehingga jelas apakah tuntutan harus diajukan," kata Mendoza.

Kantor Sheriff akan menyelidiki bagaimana dan mengapa benda yang tidak dibutuhkan bisa berada ada di lokasi pengambilan gambar film Rust. Berdasarkan informasi yang didapat dari para kru, amunisi aktif memang seharusnya tidak ada.

"Jadi, kami akan mencoba mencari tahu mengapa itu (peluru tajam) ada di sana dan siapa yang membawa itu ke sana," kata Mendoza.

Satu hipotesis mengenai adanya peluru tajam di lokasi berkaitan dengan rumor bahwa kru menggunakan senjata di waktu senggang untuk latihan menembak. Menurut TheWrap, anggota kru yang tidak disebutkan namanya melaporkan adanya penggunaan pistol pada hari yang sama di pagi hari untuk melakukan plinking.

Itu adalah sebuah aktivitas latihan menembak kaleng bir dengan amunisi aktif sekadar untuk bersenang-senang. Akan tetapi, Mendoza mengaku belum bisa memastikan laporan tersebut.

Pihaknya tetap akan melacak kebenaran informasi itu. Aparat akan mencoba memastikan apakah itu fakta atau bukan.

Mendoza mengakhiri wawancaranya dengan mengimbau siapa pun yang mengetahui adanya dugaan praktik amunisi tajam untuk bisa melaporkan ke tim penyidik. Sebelumnya, penyidik telah memeriksa Baldwin dan Reed. Pemeriksaan juga difokuskan pada asisten direktur Dave Halls, orang yang menyerahkan pistol berpeluru tajam kepada Baldwin.

Namun dalam dalam surat perintah penggeledahan yang diperoleh Fox News, Halls mengakui tidak memeriksa semua peluru di dalam pistol. Hal itu mengingat bahwa dia yakin seharusnya memang tidak ada peluru tajam sama sekali di lokasi shooting. Hingga kini masih belum jelas bagaimana peluru tajam bisa ada di set.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler