Rusia Pertimbangkan Ikut Konferensi Tinggi dengan NATO
Rusia meluncurkan daftar tuntutan dalam proposal keamanan ke NATO dan AS.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia telah menerima proposal NATO untuk memulai pembicaraan tentang masalah keamanan Moskow. Pihak Rusia dikatakan tengah mempertimbangkan untuk pertemuan dengan NATO pada 12 Januari.
"Kami telah menerima tawaran (NATO) ini, dan kami sedang mempertimbangkannya," kata Kementerian Luar Negeri Rusia menurut TASS, Ahad (26/12) waktu setempat.
Pekan lalu, Rusia meluncurkan daftar tuntutan dalam proposal keamanan yang ingin dinegosiasikan, termasuk janji NATO akan menghentikan aktivitas militer di Eropa Timur dan Ukraina. Amerika Serikat (AS) dan Ukraina memprediksi bahwa Rusia tengah mempersiapkan invasi ke Ukraina.
Namun Rusia menyangkal hal itu dan mengatakan bahwa hubungan dengan Ukraina yang berkembang dengan NATO yang telah menyebabkan kebuntuan meningkat. Rusia membandingkannya dengan krisis rudal Kuba 1962, ketika dunia berada di ambang perang nuklir.
Kamis pekan lalu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, bahwa Rusia ingin menghindari konflik. Dia membutuhkan tanggapan segera dari AS dan sekutunya terhadap tuntutannya akan jaminan keamanan. Moskow mengatakan pihaknya mengharapkan pembicaraan dengan para pejabat AS tentang masalah itu akan dimulai pada Januari di Jenewa.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan beberapa proposal keamanan Rusia jelas tidak dapat diterima. Bamun Washington akan menanggapi dengan ide-ide yang lebih konkret mengenai format pembicaraan apa pun. Dalam sebuah wawancara di acara televisi "Face The Nation" CBS, Wakil Presiden Kamala Harris mengatakan, Washington telah melakukan percakapan langsung dengan Moskow tentang masalah ini dan menegaskan kembali komitmen AS terhadap integritas teritorial Ukraina.
"Kami sudah sangat jelas bahwa kami siap untuk mengeluarkan sanksi seperti yang belum pernah Anda lihat sebelumnya," kata Harris menolak untuk menguraikan secara spesifik sanksi tersebut.
AS, Uni Eropa dan Kelompok Tujuh (G7) telah memperingatkan Putin bahwa dia akan menghadapi konsekuensi besar termasuk sanksi ekonomi yang keras jika terjadi agresi baru Rusia.
Seorang pejabat pemerintahan Biden dalam panggilan telepon dengan wartawan pada Jumat pekan lalu mengatakan Washington telah memperhatikan kekhawatiran yang dikemukakan Moskow dan siap untuk terlibat dengan Rusia segera pada awal Januari. Namun tanggal dan lokasi tertentu belum ditetapkan.