Kepala BRIN: Cangkok Organ Babi ke Manusia Perlu Dikaji dari Sisi Etik

Pasien di AS telah menjalani operasi transplantasi jantung memakai jantung babi.

EPA
Foto dari University of Maryland School of Medicine (UMSOM) memperlihatkan ahli bedah Muhammad M Mohiuddin MD (tengah) memimpin jalannya operasi transplantasi jantung babi pada pasiennya, David Bennett.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengemukakan bahwa pencangkokan organ babi ke tubuh manusia menarik untuk dieksplorasi secara ilmiah. Akan tetapi, ia menyebut perlunya pengkajian dari sisi etik.

Baca Juga


"Sebagai riset tentu ini menarik. Tetapi dari sisi etik dan kearifan lokal ini perlu dikaji," kata Handoko saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis (13/1/2022).

Pencangkokan organ hewan ke manusia dikenal sebagai xenotransplantasi. Menurut Handoko, ada banyak faktor, termasuk etika dan budaya, yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya.

Xenotransplantasi merupakan prosedur yang antara lain melibatkan transplantasi dan implantasi atau pemasukan sel hidup, jaringan, atau organ hewan ke manusia. Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, perkembangan xenotransplantasi sebagian didorong oleh fakta bahwa permintaan organ manusia untuk transplantasi klinis jauh melebihi pasokan.

Meski potensi manfaatnya cukup besar, xenotransplantasi dikhawatirkan menimbulkan infeksi pada penerima yang bisa menular ke kontak dekat mereka dan warga yang lain. Pelaksana Tugas Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati BRIN Iman Hidayat saat dihubungi secara terpisah menuturkan bahwa pintu untuk mendalami transplantasi organ hewan ke manusia tetap terbuka bagi peneliti Indonesia.

Meski demikian, ia melanjutkan, dalam hal ini faktor etika dan hukum agama harus dipertimbangkan mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim. Apalagi, menurut Iman, masih ada opsi lain seperti pemasangan organ buatan dan transplantasi sel untuk memperbaiki fungsi organ.

Tim pimpinan dokter bedah Bartley P Griffith MD telah melakukan transplantasi jantung babi yang sudah dimodifikasi secara genetik kepada David Bennett, pasien berusia 57 tahun dengan penyakit jantung parah, di Pusat Medis Universitas Maryland di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, Jumat (7/1/2022). Operasi transplantasi itu dinilai sukses.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler