RMI PBNU Imbau PesantrenSiagakan kembali Satgas Covid-19

RMI PBNU telah melakukan pelatihan kepada puluhan ribu pesantren.

ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI
Ilustrasi Pondok Pesantren . RMI PBNU Imbau PesantrenSiagakan kembali Satgas Covid-19
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti  Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam menghadapi penyebaran Covid-19 varian Omicron, Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU mengimbau seluruh pondok pesantren menyiagakan kembali satgas Covid-19 pondok pesantren.

Baca Juga


Ketua Satkor Covid-19 RMI PBNU KH Ulun Nuha menjelaskan saat ini RMI PBNU telah melakukan pelatihan kepada puluhan ribu pondok pesantren untuk menghadapi varian baru Covid-19. Salah satunya adalah kembali menguatkan peran satgas Covid-19 di setiap pondok pesantren yang ada.

"Kami juga membantu pondok pesantren untuk membuka akses kepada tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan Covid-19 terutana bagi santri dan warga ponpes apabila terpapar Covid-19,"ujar dia kepada Republika, Ahad (23/1/2022).

RMI juga terus membantu untuk mendistribusikan alat kesehatan seperti masker dan hand sanitizer ke berbagai pondok pesantren. Santri dan santriwati pun kini lebih mudah dalam menjangkau akses vaksinasi.

Masa liburan akhir tahun banyak dimanfaatkan santri yang bersekolah di sekolah umum. Sehingga banyak diantara mereka yang ikut berlibur dan melonggarkan kesiagaan satgas Covid-19. Saat ini, seluruh satgas kembali diaktifkan dan mengetatkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 terutama varian omicron. 

Terkait vaksinasi saat ini di seluruh pondok pesantren besar akses vaksinasi sudah dapat diperoleh 100 persen. Namun, santri yang telah divaksinasi untuk di Pulau Jawa baru tercapai 60 persen hingga dosis kedua.

"Untuk angka ketercapaian vaksinasi santri di luar Jawa kami belum mendapatkan datanta. Tetapi tingkat penerimaan vaksin sudah lebih dari 90 persen," ujar dia.

Pada awal Juli 2020, survei memperlihatkan hanya 50 persen pondok pesantren yang bersedia untuk menerima vaksinasi. Sedangkan pada Juli 2021, sekitar 80 persen pondok pesantren sudah tak lagi menolaknya.   

Kyai Ulun berharap vaksin booster segera tersedia terutama untuk pengasuh pondok pesantren. Karena dalam dua bulan terakhir banyak kiai sepuh yang telah meninggal dunia dan angkanya lebih besar dibanding bulan-bulan sebelumnya.

"Tetapi kami belum mendapatkan data penyebab wafatnya kiai tersebut. Apakah akibat Covid-19 atau karena penyakit lain," ujar dia.

Demikian juga dengan angka terpaparnya santri akibat Covid-19, hingga saat ini belum ada laporan terbaru bahwa terdapat kasus santri yang kembali terpapar Covid-19. Pendampingan kasus Covid-19 saat ini pun dilakukan hanya ke beberapa pondok pesantren yang benar-benar membutuhkan.

Karena pondok pesantren telah memiliki satgas masing-masing, proses pemantauan berada di masing-masing pondok pesantren. "Kami berharap dengan mulai menyebarnya varian omicron ini, semoga tidak sampai menyebar ke ponpes apalagi terjadi ledakan kasus,"ujar dia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler