Sedotan Tertua Berukuran Raksasa Ditemukan, Ini Penjelasan Arkeolog

Para arkeolog telah selesai mengidentifikasi sedotan minuman tertua di dunia.

Viktor Trifonov/Antiquity Publications Ltd
Arkeolog telah mengidentifikasi penemuan sedotan tertua berukuran raksasa.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para arkeolog telah selesai mengidentifikasi sedotan minuman tertua di dunia yang terbuat dari emas dan perak di zaman perunggu. Sedotan dengan panjang satu meter dan berbentuk tabung ramping itu awalnya ditemukan pada 1897 saat menggali gundukan yang dikenal sebagai kurgan dari budaya Maikop kuno di barat laut Kaukasus.

Baca Juga


Selama puluhan tahun penggunaan tabung itu masih menjadi misteri hingga sebuah studi mengungkap bahwa orang pada zaman perunggu menggunakan tabung itu untuk minum bir dengan kawan-kawan mereka secara komunal. Sedotan berusia 5.500 tahun itu ditemukan dalam sebuah kurgan besar dengan tiga kompartemen yang masing berisi sisa-sisa barang dari budaya Maikop (sekitar 3700 SM hingga 2900 SM) yang terkubur

Para arkeolog menemukan sedotan berusia sekitar 5.500 tahun dalam sebuah kurgan besar dengan tiga kompartemen, yang masing-masing berisi sisa-sisa peninggalan budaya Maikop (sekitar 3700 SM hingga 2900 SM). Barang paling mewah termasuk ratusan manik-manik yang terbuat dari batu semimulia dan emas, bejana keramik, cangkir logam hingga senjata, terkubur dalam kurgan paling besar.

Di bagian kurgan lain ditemukan delapan tabung logam panjang. Empat di antaranya terletak di dekat banteng emas dan perak yang ditempatkan di sisi kanan kerangka manusia. Mengacu pada hal tersebut, selama beberapa dekade, para arkeolog sempat mengira bahwa tabung itu merupakan tongkat kerajaan atau tiang untuk kanopi.

“Tetapi interpretasi ini tidak meyakinkan kami. Belum ada yang membahas mengapa artefak ini berbentuk tabung, bukannya tiang padat. Dan ketika kami menelitinya, kami langsung yakin itu adalah sedotan yang dirancang untuk menyeruput minuman, kemungkinan besar bir,” kata penulis pertama studi sekaligus Arkeolog di Institute for the History of Material Culture at the Russian Academy of Sciences in St Petersburg, Viktor Trifonov, seperti dilansir di Live Science, Selasa (25/1/2022).

Ide ini cocok dengan penemuan arkeologi lainnya. Sekitar 13 ribu tahun lalu di Near East, orang kuno dilaporkan sudah memfermentasi jelai menjadi bir. Pembuatan bir skala besar dimulai di Asia Barat pada milenium kelima hingga keempat SM, dan ditemukan bukti bahwa mereka minum melalui sedotan.

Temuan lain juga menunjukkan bahwa orang Sumeria kuno minum bir melalui alang-alang panjang yang berfungsi sebagai sedotan. Hal ini menunjukkan bahwa minum bir secara bersama-sama menggunakan tabung panjang adalah kebiasaan favorit mereka.

Untuk menyelidiki lebih lanjut, tim mengambil sampel residu di bagian dalam salah satu artefak, dan menemukan bukti butiran tepung barley, partikel sereal, dan butiran serbuk sari dari pohon jeruk nipis. Namun, para peneliti tidak menemukan bukti apakah mereka benar-benar telah memfermentasi jelai menjadi bir, sehingga diperlukan analisa lebih dalam.

"Desain, jumlah tabung, analisis residu, dan beberapa kesamaan kritis dengan sedotan Sumeria membuat kami menyimpulkan bahwa tabung Maikop adalah sedotan minuman. Kami menggambarkan orang zaman dulu berdiri atau duduk secara bersama untuk untuk minum bersama di satu wadah besar," kata Trifonov.

Trifonov menyebut, tabung Maikop memiliki saringan logam yang akan membantu menyaring kotoran yang umum ditemukan pada bir kuno. Menurut Trifonov, sedotan Maikop berusia sekitar 1.000 tahun lebih tua dari sedotan tertua yang pernah dicatat yang ditemukan di Pemakaman Kerajaan di Ur dan berusia 4.500 tahun. Sedotan tertua dari Maikop dipajang di State Hermitage Museum, St Petersburg.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler