Pemkot: Lonjakan Covid-19 di Bandung adalah Varian Omicron

Hasil tes WGS menunjukkan menyimpulkan 80 persen positif dengan varian Omicron.

REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pelajar menjalani tes usap antigen di SMAN 3 Bandung, Jalan Belitung, Kota Bandung, Senin (7/2/2022). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung, sejak Senin (31/1/2022) hingga Ahad (6/2/2022), tercatat kasus baru Covid-19 bertambah 1.301 kasus sehingga secara total mencapai 45.855 kasus. Foto: Republika/Abdan Syakura
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyatakan lonjakan kasus aktif COVID-19 yang terjadi Februari 2022 ini adalah penyebaran dari varian Omicron. Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan dari sejumlah orang terkonfirmasi Covid-19 yang ditindaklanjuti dengan pengetesan Whole Genome Sequencing (WGS), hasilnya 80 persen positif dengan varian Omicron.

Baca Juga


"Jadi kita sudah mengambil kesimpulan, bahwa penyebaran Covid-19 di Kota Bandung variannya sudah varian Omicron," kata Yana di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Senin.

Adapun saat ini di Kota Bandung tercatat ada kasus aktif sebanyak 1.802 orang yang terkonfirmasi Covid-19. Sejak Selasa (1/2/2022) hingga saat ini, setiap harinya ada pertambahan kasus lebih dari 100 orang.

Maka dari itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar terus berdisiplin menerapkan protokol kesehatan. Paling minimal, kata dia, warga harus berdisiplin dalam penggunaan masker. Dengan lonjakan kasus tersebut, menurutnya, Pemkot Bandung juga bakal kembali menggencarkan pengawasan di pusat-pusat keramaian untuk mengingatkan warga soal penerapan protokol kesehatan.

"Minimal penggunaan masker di tempat-tempat pada saat masyarakat beraktivitas di luar rumah, dan Insya Allah kami menyiapkan masker kalau ternyata ada alasan mereka tidak punya masker," kata Yana.

Sementara itu Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani mengatakan dari 23 sampel yang dites WGS, 20 sampel merupakan terkonfirmasi Omicron."Dari epidemiolog, kita ambil kesimpulannya ya seperti itu, Omicron yang beredar banyak, Itu yang menjelaskan kenapa kasus begitu cepat tinggi," kata Rosye.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler