Jenis Makanan yang Perlu Dihindari Menurut Dokter Jantung

Dokter jantung merekomendasikan keseimbangan dalam asupan makanan sehari-hari.

Flickr
Makanan sehat (ilustrasi). Menurut dokter jantung, sebetulnya, tidak ada makanan yang akan menyelamatkan hidup seseorang dan tidak ada yang benar-benar mematikan. Semuanya tentang keseimbangan.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab kematian banyak orang di seluruh dunia. Untuk mencegah seseorang mengidap penyakit jantung, salah satu cara utama adalah menerapkan pola makan sehat.

"Jika Anda pergi ke bagian dunia yang belum terpapar gaya hidup Barat (gaya hidup sedenter dan makan makanan olahan), insiden penyakit jantung sangat terbatas," ujar Andrew Freeman selaku direktur pencegahan kardiovaskular dan kebugaran di National Jewish Health, Denver, Colorado, Amerika Serikat.

Demi kondisi kesehatan yang optimal, pengaturan pola makan dan memilah apa yang disantap sangat krusial. Namun, tidak selalu mungkin untuk menghilangkan makanan tertentu dari menu harian, sehingga kontrol moderasi dan porsi adalah kunci.

Profesor kedokteran kardiovaskular dan pendiri Women's Heart Clinic di Mayo Clinic, Rochester, Minnesota, Sharonne Hayes, menyatakan bahwa tidak ada makanan yang akan menyelamatkan hidup seseorang dan tidak ada yang benar-benar "membunuh". Semuanya tentang keseimbangan.

"Jadi sesekali makan cheetos atau sepotong cheesecake tidak akan membunuh Anda, tapi apa yang Anda makan dan seberapa banyak Anda memakannya memang sangat penting," kata Hayes. Berikut beberapa makanan yang sebaiknya dibatasi.

1. Daging olahan
Daging olahan seperti sosis, salami, atau ham cenderung tinggi kalori dan lemak jenuh serta memuat tambahan garam dan nitrat. Bukan hanya kesehatan jantung yang mungkin terimbas. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap bahwa makan daging olahan berlebih bisa menyebabkan kanker.

2. Makanan ringan
Makanan ringan yang diproses dan dikemas mungkin praktis, tapi perlu dibatasi lantaran memiliki banyak gula dan garam tambahan. Beralihlah ke makanan alami seperti buah-buahan, biji-bijian, dan sayuran, opsi makanan yang penuh serat dan kaya nutrisi.

3. Camilan manis
Makanan penutup yang manis dengan gula tambahan boleh saja dikonsumsi, asal dalam jumlah yang sangat terbatas. Pai, es krim, permen, atau keik yang disantap terus-menerus untuk memanjakan diri tidak akan berguna untuk meningkatkan kesehatan jantung.

4. Protein berlebihan
Protein baik untuk tubuh, tapi asupan dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan banyak masalah. Protein ekstra bisa memicu penumpukan lemak jenuh yang dapat meningkatkan LDL atau kolesterol jahat, jadi jangan berlebihan menyantapnya.


5. Makanan cepat saji
Beberapa restoran makanan cepat saji memang ada yang menghadirkan menu yang cukup sehat, yakni dengan menyertakan sayuran segar. Akan tetapi, sebagian besar hanya menyajikan menu burger dan ayam goreng yang kurang sehat. Bahkan, bahan yang tidak digoreng biasanya tinggi karbohidrat.

6. Minuman energi
Minuman energi biasanya mengandung gula tambahan serta bahan-bahan yang berpotensi menimbulkan masalah seperti tekanan darah tinggi atau aritmia. Lebih baik menggantinya dengan minum air putih atau minum teh dan kopi dalam jumlah sedang setiap hari.

7. Terlalu banyak garam
Sebagian orang mengonsumsi garam sebanyak tiga atau empat kali dari jumlah harian yang disarankan. Sumber garam berlebih bisa bersembunyi di produk sereal, acar, sandwich, atau potongan dada ayam. Baca label makanan dengan cermat supaya konsumsinya cukup.

8. Minyak kelapa
Produk minyak kelapa memuat banyak lemak jenuh. Minyak kelapa bekerja dengan baik secara topikal (pelembap yang luar biasa untuk rambut dan kulit), tetapi mengonsumsinya terlalu banyak tidak disarankan, dikutip dari laman Today, Selasa (1/3/2022).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler