Jalan Kaki 15 Menit Setiap Hari Pangkas Risiko Alzheimer

Jalan kaki secara teratur dapat pangkas risiko terkena Alzheimer.

www.piqsels.com
Jalan kaki (ilustrasi). Ketika kebugaran meningkat, risiko Alzheimer berkurang. Risiko itu bisa dipangkas dengan 15 menit berjalan kaki setiap hari.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Faktor genetik dan gaya hidup diduga kuat ikut berperan. Menurut para ahli di Washington DC VA Medical Center di Amerika Serikat, setengah jam berjalan kaki selama lima hari dalam sepekan atau 15 menit berjalan kaki setiap hari dapat memangkas hingga sepertiga risiko Alzheimer.

Kesimpulan penelitian tersebut telah dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan ke-74 Seattle American Academy of Neurology. Para ilmuwan meyakini, orang yang mempertahankan skala kebugaran yang layak diyakini 33 persen lebih kecil kemungkinan terkena Alzheimer.

Selain itu, para ahli menemukan bahwa ketika kebugaran meningkat, risiko Alzheimer berkurang, meski perubahannya tidak proporsional. Oleh karena itu, seseorang dapat bekerja untuk meningkatkan tingkat kebugaran mereka demi menurunkan risiko gangguan progresif di tahap selanjutnya dalam kehidupan.

Baca Juga



Untuk mencapai kesimpulan ini, peneliti melibatkan 649.605 dokter hewan militer berusia rata-rata 61 tahun. Pada awal penelitian ini, tidak ada peserta yang menderita Alzheimer.

Mereka dipantau selama periode sembilan tahun. Peserta dibagi menjadi lima kelompok tingkat kebugaran dasar, variabel yang ditentukan berdasarkan kinerja peserta dalam tes treadmill.

Untuk orang dewasa paruh baya dan lebih tua, tingkat kebugaran tertinggi dapat dicapai dengan jalan cepat hampir setiap hari dalam sepekan dengan durasi 2,5 jam ke atas per pekan.

Dari kelimanya, kelompok dengan tingkat kebugaran terendah lebih rentan terhadap penyakit dibandingkan dengan kelompok yang fit. Penyakit Alzheimer adalah gangguan progresif yang ditandai dengan disfungsi memori.

Gangguan neurologis tersebut menyebabkan otak mengecil dan mengakibatkan kematian sel-sel otak. Sering menyerang kelompok lansia, pasien Alzheimer umumnya mengalami penurunan signifikan dalam kemampuan berpikir, bersosialisasi, dan masalah perilaku yang memengaruhi kualitas hidup.

Dilansir Times Now News, Rabu (2/3/2022), Alzheimer--yang penyebabnya masih belum diketahui secara pasti--termasuk salah satu bentuk paling umum dari demensia. Sebanyak 60 hingga 80 persen kasus demensia dikaitkan dengan Alzheimer.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler