AS dan Eropa Bahas Pelarangan Impor Minyak Rusia

AS dan Eropa tetap menekankan pentingnya pasokan minyak yang stabil secara global

AP Photo/Dmitri Lovetsky
Seorang pria memancing di Teluk Finlandia, tak jauh dari menara bisnis Lakhta Centre, markas besar perusahaan gas Rusia, Gazprom, di St Petersburg, Rusia, pada 13 Januari 2022. Harga minyak dunia melonjak 7 persen.
Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINTON -- Amerika Serikat dan para mitranya di Eropa sedang membahas tentang pelarangan impor minyak Rusia, kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Ahad (6/3/2022). Namun, AS dan sekutu Eropanya tetap menekankan pentingnya pasokan minyak yang stabil secara global.

"Kami sekarang dalam diskusi yang sangat aktif dengan mitra Eropa kami tentang pelarangan impor minyak Rusia ke negara kami, sementara tentu saja, pada saat yang sama, menjaga pasokan minyak global yang stabil," kata Blinken dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi NBC dalam acara "Meet the Press".

Blinken saat ini dalam perjalanan melintasi Eropa untuk berkoordinasi dengan para sekutu AS untuk melawan invasi Rusia ke Ukraina. Dia menambahkan bahwa ia membahas impor minyak dengan Presiden Joe Biden dan kabinetnya pada Sabtu (5/3/2022).

Komentar Blinken itu disampaikan saat harga minyak dunia melonjak selama seminggu terakhir setelah Amerika Serikat dan sekutunya memberi sanksi kepada Rusia menyusul invasi Rusia ke Ukraina. Setelah invasi Rusia ke Ukraina, AS menjatuhkan sanksi pada ekspor teknologi ke kilang-kilang Rusia dan pipa gas Nord Stream 2 yang belum diluncurkan.

Sejauh ini, pihak AS tidak menargetkan sanksi larangan ekspor minyak dan gas Rusia karena pemerintahan Biden mempertimbangkan dampaknya terhadap pasar minyak global dan harga energi di AS. Saat ditanya apakah Amerika Serikat telah mengesampingkan pelarangan impor minyak Rusia secara sepihak, Blinken mengatakan: "Saya tidak akan mengesampingkan pengambilan tindakan dengan satu atau lain cara, terlepas dari dampak tindakan itu. Namun, semua yang telah kami lakukan, pendekatannya dimulai dengan koordinasi dengan para sekutu dan mitra (AS)".

Warga AS sejauh ini merupakan konsumen bensin terberat di dunia. Hal itu disebabkan penggunaan mobil-mobil besar, jarak mengemudi yang jauh dan transportasi umum yang sedikit di banyak daerah di AS. Untuk itu, kenaikan harga minyak secara tradisional menjadi racun politik bagi para pemimpin AS.

Amerika Serikat mengimpor rata-rata lebih dari 20,4 juta barel per bulan minyak mentah dan produk minyak olahan dari Rusia pada 2021. Jumlah itu adalah sekitar 8 persen dari total impor bahan bakar cair AS, menurut Badan Informasi Energi (EIA) AS.


Baca Juga


sumber : Antara / Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler