Laporan: Jenderal AS Turun Langsung ke Lapangan Pasok Senjata untuk Ukraina
AS dan sekutu memasok senjata dari sebuah pangkalan rahasia di Eropa Timur.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- AS dan sekutu memasok senjata ke tentara Ukraina untuk melawan pasukan Rusia. Kepala Gabung Angkatan Bersenjata AS Jenderal Mark Milley dilaporkan turun langsung memasok senjata-senjata tersebut.
Pejabat Kementerian Pertahanan AS, seperti dilansir CNN, beberapa waktu lalu mengatakan, Milley berangkat pekan lalu ke sebuah lokasi pangkalan rahasia dekat perbatasan Ukraina di Eropa Timur. Saat berada di pangkalan tersebut, Milley bertemu dengan personel dan pasukan untuk memeriksa pengepakan senjata.
Lokasi ini menjadi salah satu pusat aktivitas dalam beberapa hari terakhir. Dari hanya beberapa penerbangan, kini sampai ke batas maksimum 17. Lokasi bandara masih dirahasiakan untuk melindungi pengiriman senjata, termasuk senjata antimisil ke Ukraina. "Rusia belum menargetkan lokasi itu ketika sudah masuk senjata sudah masuk ke Ukraina, namun ada kekhawatiran, mereka akan menargetkannya," ujarnya.
NATO, AS ataupun sekutu telah berjanji untuk memasok senjata ke Ukraina, meski tidak terlibat perang secara langsung. Perdana Menteri Australia Scot Morrison mengatakan, rudal mereka kini sudah ada di medan tempur. "Misil kita sudah ada di lapangan saat ini," ujarnya, Senin (7/3), dilansir Aljazirah.
Morrison juga menyoroti soal hubungan Rusia dan China yang bersifat oportunistik dibandingkan strategis. Ia melabelisasi hubungan itu sebagai 'busur autokrasi'. "China dan Rusia memilih tatanan dunia baru daripada yang ada saat ini sejak Perang Dunia II."
Morrison mengkritik Beijing yang tak mau mengecam aksi invasi Ukraina. Sementara itu, Pemerintah Inggris kembali mengucurkan bantuan senilai 100 juta dolar AS untuk Ukraina. Inggris berjanji melanjutkan upayanya menggalang opini internasional untuk menentang invasi Rusia ke Ukraina.
Menurut pernyataan yang dirilis Downing Street pada Ahad (6/3), dana bantuan senilai 100 juta dolar AS itu bakal diberikan melalui Bank Dunia. Dana tersebut merupakan tambahan dari bantuan senilai 290 juta dolar AS secara keseluruhan untuk Ukraina. Bantuan terbaru bakal digunakan untuk menjaga fungsi utama negara tetap beroperasi.
"Sementara hanya (Presiden Rusia Vladimir) Putin yang dapat sepenuhnya mengakhiri penderitaan di Ukraina, pendanaan baru hari ini akan terus membantu mereka yang menghadapi situasi kemanusiaan yang memburuk," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Ahad.