Mengapa Rasulullah SAW Larang Tidur dalam Posisi Tengkurap?
Sebagian orang kerap tidur dalam posisi tengkurap
REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO— Mulai dari bangun tidur saat pagi hari, hingga tidur kembali, setiap aktivitas manusia diberikan petunjuk dalam Islam.
Tidak hanya karena setiap aktivitas yang mengikuti anjuran Allah SWT dan SWT akan bernilai ibadah, tapi juga aktivitas itu akan memberi berbagai banyak hikmah untuk pelakunya.
Salah satu anjuran dalam Islam yang dikenal umat adalah menjauhkan diri dari tidur dengan posisi tengkurap.
Anggota Lembaga Fatwa Mesir, Dar Ifta, Syekh Ahmed Wissam membenarkan bahwa Nabi melarang tidur dengan posisi tengkurap.
Tidur tengkurap dilarang karena Nabi Muhammad SAW menyebut perilaku itu sebagai tindakan yang dibenci Allah SWT.
Dilansir dari Elbalad, Selasa (8/3/2022), Syekh Ahmed kemudian merinci bahwa larangan itu tidak sampai mengharamkan tidur tengkurap.
Tidur tengkurap dikatakannya makruh dilakukan dan jika seseorang memang membutuhkannya, seperti dalam terapi atau pengobatan, maka boleh tidur dengan kondisi tersebut.
Syekh Ahmed mengutip hadits sebagaimana riwayat dari Ya’isy bin Thakhfah Al Ghifariy, dari ayahnya, dia berkata:
فَبَيْنَمَا أَنَا مُضْطَجِعٌ فِى الْمَسْجِدِ مِنَ السَّحَرِ عَلَى بَطْنِى إِذَا رَجُلٌ يُحَرِّكُنِى بِرِجْلِهِ فَقَالَ « إِنَّ هَذِهِ ضِجْعَةٌ يُبْغِضُهَا اللَّهُ ». قَالَ فَنَظَرْتُ فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
Artinya: “Saat aku sedang berbaring tengkurap di masjid di waktu sahur, lalu tiba-tiba ada seseorang menggerak-gerakkan aku dengan kakinya. Dia pun berkata, “Sesungguhnya ini adalah cara tidur yang dibenci oleh Allah.” Kemudian aku pandang orang tersebut, ternyata beliau adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)
Adapun ulama lain dari Al-Azhar, Dr Ibrahim Reda, mengatakan seorang Muslim sudah sepatutnya mencontoh cara tidur Nabi Muhammad SAW. Dia menjelaskan, Nabi jika ingin tidur, dia akan berwudhu dan berdoa:
اللهم بك وضعت جنبي وبك أرفعه فإذا أمسكت روحي فارحمها وإذا أرسلتها فاحفظها بحفظك
Latin: Allahumma wa dho’tu janbii, wa bika arfa’uhu, in amsakta nafsii farhamhaa, wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazhu bihi ‘ibaadakash-sholihiin.
Artinya: "Dengan nama Engkau, wahai Tuhanku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan namaMu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang saleh." (HR Al Bukhari dan Muslim).
"Kita harus mengikuti sunnah Nabi SAW, tidur dengan wudhu, kemudian mengulangi dzikir dan tidurlah menghadap ke kanan. Jika seseorang tidur, dia boleh tidur dalam posisi apapun yang dia suka setelah itu, karena setelah itu dia tidak merasakan apa yang dia lakukan," kata Syekh Ibrahim.