The Fed Naikkan Suku Bunga

The Fed menaikkan suku bunga 25 basispoin untuk pertama kalinya sejak 2018.

Graeme Jennings/Pool via AP
Chairman Bank Sentral AS, Federal Reserve, Jerome Powell.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Sentral AS Federal Reserve pada Rabu (16/3/2022) waktu setempat menaikkan suku bunga 25 basispoin untuk pertama kalinya sejak 2018. The Fed juga menyusun rencana agresif mendorong biaya pinjaman untuk melawan risiko ekonomi yang ditimbulkan inflasi berlebihan dan perang di Ukraina.

Baca Juga


Komite Pasar Terbuka Federal bank sentral AS memulai langkah memperketat kebijakan moneter dengan kenaikan suku bunga federal fund target seperempat poin persentase. Ini artinya kenaikan tolok ukur utama itu dari level mendekati nol saat ini.

Sebagian besar pembuat kebijakan melihat suku bunga overnight naik ke kisaran antara 1,75 persen dan 2 persen pada akhir 2022. Ini setara kenaikan suku bunga 25 basispoin pada masing-masing dari enam pertemuan kebijakan Fed yang tersisa tahun ini. Mereka memproyeksikannya naik menjadi 2,8 persen pada tahun depan.

Ketua Fed Jerome Powell, berbicara setelah akhir pertemuan kebijakan dua hari terakhir, mengatakan ekonomi cukup kuat untuk menghadapi kenaikan suku bunga dan mempertahankan pertumbuhan. Fed sekarang perlu fokus untuk membatasi suku bunga.

Bahkan dengan keputusan itu, inflasi diperkirakan tetap di atas target 2 persen hingga 2024. Powell mengatakan para pejabat tidak akan ragu untuk menaikkan suku secara lebih agresif jika mereka tidak melihat peningkatan.

"Kami akan melihat kondisi yang berkembang, dan jika kami menyimpulkan bahwa akan lebih tepat untuk bergerak lebih cepat untuk menghapus akomodasi, maka kami akan melakukannya," ujar Powell.

Kenaikan suku bunga bertujuan memperlambat inflasi dengan membatasi permintaan barang-barang mahal seperti rumah dan mobil. Ini juga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan berpotensi meningkatkan pengangguran.

Ekonomi mungkin sudah melambat karena alasan lain. Pembuat kebijakan Fed menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto mereka untuk tahun 2022 menjadi 2,8 persen dari 4 persen yang diproyeksikan pada bulan Desember, saat mereka mulai menganalisis risiko baru yang dihadapi ekonomi global.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler