Mendag Sebut Daging dan Telur Ayam Diproyeksi Surplus Saat Ramadhan
Kemendag mengaku mewaspadai kenaikan permintaan sebagai dampak pelonggaran PPKM.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyampaikan perkembangan terkait pasokan sejumlah komoditas pangan jelang Ramadhan. Pertama adalah cabai dan bawang merah yang disebutnya bahkan cenderung over supply.
"Diperkirakan pada saat puasa di bulan Ramadhan pasokan kembali optimal, bahkan cenderung over supply," ujar Lutfi dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Kamis (17/3/2022).
Sentral produksi bawang merah di Indonesia terletak di Brebes, Nganjuk, Probolinggo, solok, dan Bima. Pada Februari, daerah-daerah tersebut sudah memasuki masa tanam dan ditargetkan panen sebelum Ramadhan.
Sedangkan sentral produksi cabai adalah di Kediri, Blitar, Tuban, Magelang, Banyuwangi, Situbondo, dan Malang. Pada Maret atau April diprediksi akan panen dan menghasilkan 60 ton cabai setiap harinya di setiap daerah.
"Untuk pasokan daging ayam dan telur ayam tersedia cukup, bahkan diproyeksikan surplus di Bulan Ramadhan," ujar Lutfi.
Terkait daging sapi, pemerintah tengah mengoptimalkan sapi lokal. Di samping itu, Kementerian Perdagangan juga sudah meminta Bulog merealisasikan alokasi impor daging kerbau beku dari India sebanyak 20 ribu ton pada akhir Maret.
"Sedangkan untuk harga kedelai cenderung tinggi mengikuti harga internasional, mengingat 90 persen dipenuhi oleh impor. Kenaikan harga kedelai selama dua tahun periode pandemi adalah sebesar 92 persen," ujar Lutfi.
Kementerian Perdagangan juga sudah menyiapkan skema kenaikan permintaan komoditas pangan akibat pelonggaran aktivitas. Kondisi geopolitik nasional dan internasional juga dipantau pihaknya untuk mengantisipasi kelangkaan.
"Periode puasa dan Lebaran 2022, diproyeksikan kasus Covid akan berada di level rendah, karena itu kami juga mewaspadai kenaikan permintaan sebagai dampak pelonggaran PPKM. Dari perkembangan kondisi global, Kementerian Perdagangan juga memantau sisi geopolitik yang berpotensi mengganggu barang, kebutuhan pokok, serta kedelai, dan gandum," ujar Lutfi.