Pemkot Kediri Percepat Penurunan Stunting

Penyebab stunting pun tidak hanya terbatas pada kemiskinan dan akses pangan.

Republika/Mardiah
Pemkot Kediri Percepat Penurunan Stunting (ilustrasi).
Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI -- Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menggelar rembug stunting Kota Kediri sebagai upaya percepatan penurunan stunting,salah satunya dengan menitikberatkan pendampingan pola asuh orang tua yang menjadi penentu tumbuh kembang 1000 hari pertama kehidupan.

Baca Juga


Sekretaris Daerah Kota Kediri Bagus Alit mengemukakan dari tahun 2019 hingga 2021, prevalensi stunting di Kota Kediri terus mengalami kenaikan, sehingga stunting yang identik dengan permasalahan kesehatan masyarakat kelas menengah bawah, kini juga dapat dialami oleh kelas menengah atas.

"Berdasarkan data studi status gizi Indonesia, pada tahun 2019 stunting di Kota Kediri sebesar 10,2 persen, selanjutnya pada tahun 2020 sebesar 12,7 persen dan di tahun 2021 sebesar 15,7 persen. Penyebab stunting pun tidak hanya terbatas pada kemiskinan dan akses pangan saja, namun saat ini juga bisa dipengaruhi oleh multidimensional seperti pola asuh, pemberian makan pada balita, dan kondisi sanitasi di rumah," kata Bagus Alit di Kediri, Selasa (22/3/2022).

Pihaknya juga menambahkan dampak stunting yang dapat terjadi cukup banyak seperti terpengaruhnya tumbuh kembang dan kognitif anak, kesulitan belajar, hingga rentan terkena penyakit tidak menular seperti jantung, obesitas, dan hipertensi.

Kondisi ini bisa berakibat menghalangi aktivitas dan kemampuan anak untuk eksplorasi dan menjadi pribadi unggul. "Dengan adanya tantangan tersebut, Pemkot Kediri berkomitmen untuk mengajak seluruh pihak bersama-sama mendampingi dan mengawal perwujudan nyata percepatan penurunan stunting di Kota Kediri," ujar dia.

Ia juga menambahkan, pendampingan pola asuh pada orang tua penting dilakukan. Dengan itu, harapannya kasus stunting bisa ditekan. "Kami menitikberatkan pada pendampingan pola asuh orang tua yang menjadi penentu tumbuh kembang 1000 hari pertama kehidupan buah hati. Kehadiran posyandu balita pun juga telah aktif kembali untuk mendampingi ibu-ibu memantau pemenuhan gizi anak pada usia tertentu," kata dia.

Bagus Alit juga meminta kepada seluruh perangkat daerah dan pemangku kebijakan terkait untuk mengesampingkan ego sektoral dan bersatu menuju Kota Kediri bebas stunting. Komitmen tersebut untuk menyelamatkan generasi emas Kota Kediri menyongsong tahun 2045.

"Berkomitmen untuk menuju bersatu menuju Kota Kediri bebas stunting. Saya juga berpesan pada para orang tua, dampingi tumbuh kembang anak dan berikan yang terbaik untuk mereka. Karena kami yakin, akan semakin banyak generasi muda di Kota Kediri yang terus menoreh prestasi termasuk adik-adik yang telah hadir hari ini," kata dia.

Kegiatan itu digelar di gedung pertemuan Kelurahan Bangsal, Kota Kediri menghadirkan Kepala OPD di lingkungan Pemkot Kediri, camat, 10 kelurahan sasaran prioritas stunting se-Kota Kediri dan pemangku kebijakan untuk melakukan penandatanganan komitmen bersama dalam upaya percepatan penurunan stunting terintegrasi Kota Kediri tahun 2022.

Kegiatan tersebut juga sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.Selain itu, juga dilakukan penyerahan bingkisan dan bantuan berupa paket bahan pokok kepada 10 anak stunting di Kota Kediri.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler