Presiden Ukraina: Rusia Ingin Hancurkan Kebebasan di Eropa
Zelensky serukan Eropa mengeluarkan paket sanksi mingguan yang keras terhadap Rusia.
REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, Rusia akan menghancurkan kebebasan di Eropa. Menurut dia, Moskow akan bergerak dan membidik negara-negara tetangganya.
“Jika Ukraina tidak bertahan dan melindungi diri kami sendiri, itu berarti bahwa semua tetangga Rusia dalam bahaya mulai sekarang,” kata Zelensky dalam sebuah pidato yang diedarkan melalui tautan video, Kamis (24/3/2022).
Dia berpendapat, saat ini Rusia memerangi Ukraina karena mereka ingin maju lebih jauh ke Eropa. “Mereka (Rusia) ingin menghancurkan kebebasan di Eropa. Ini adalah tantangan mendasar bagi sistem keamanan dan pertahanan di Eropa,” ujar Zelensky.
Ia menyerukan Eropa mengeluarkan paket sanksi mingguan yang keras terhadap Rusia. Zelensky secara khusus memperingatkan Swedia bahwa Moskow memiliki pulau Gotland di Laut Baltik. Swedia membuka kembali garnisunnya di Gotland pada 2018, setelah aneksasi Rusia atas Krimea. Fasilitas itu sebenarnya telah ditutup pada 2004. "Itu berarti kalian (Swedia) dalam bahaya, karena hanya laut yang membelah kalian dan kebijakan agresif ini," kata Zelensky.
“Para propagandis Rusia sudah mendiskusikan di udara, di siaran televisi, bagaimana Rusia akan menduduki Gotland dan bagaimana mereka akan mengendalikannya selama beberapa dekade. Mereka pikir akan nyaman untuk menempatkan sistem dan pangkalan anti-pertahanan di sana untuk menutupi kemajuan di negara-negara Baltik,” tambah Zelensky.
Kendati demikian, Zelensky berterima kasih atas dukungan yang diberikan Swedia kepada Ukraina. Meski bukan anaggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan secara militer non-blok, Stockholm bersedia mengirimkan pasokan senjata untuk pertama kalinya sejak 1939 ke negara asing, dalam konteks ini ke Ukraina. Pada Kamis, Swedia mengumumkan pengiriman kedua 5.000 peluncur anti-tank untuk Kiev.
Berkat tindakannya, dukungan bagi Swedia untuk menjadi anggota NATO melonjak. Namun sejauh ini Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengesampingkan usulan atau gagasan tersebut.