Ahli: Buang Air Besar di Kloset Duduk Bisa Sebabkan Radang Usus Buntu
Buang air besar di kloset jongkok lebih direkomendasikan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kloset duduk kerap dianggap lebih beradab dan higienis dibandingkan dengan kloset jongkok. Namun, jika dilihat dari sisi kesehatan, buang air besar di kloset jongkok dinilai lebih sehat.
Ahli kesehatan dan kebugaran, Stephanie Taylor, mengatakan bahwa buang air besar di kloset duduk bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan serius seperti radang usus buntu. Taylor menjelaskan, otot di sekitar rektum membantu mengontrol apakah Anda sedang dalam mode buang air besar atau tidak.
Ketika duduk di kloset, sudut anorektal akan tertekuk. Sementara itu, otot-otot mencengkeram rektum sehingga feses tertahan di dalamnya.
"Jadi, duduk di kloset membuat tubuh kita dalam mode kontinensia dan membuatnya sulit untuk mengeluarkan feses, dan jika feses tidak terbuang semuanya, ini bisa menyebabkan sembelit yang pada akhirnya bisa menyebabkan penyakit usus atau radang usus buntu," kata Taylor, seperti dilansir laman Express, Selasa (12/4/2022).
Lalu mengapa duduk yang salah bisa picu radang usus buntu dan penyakit usus? Menurut Taylor, duduk yang salah dalam waktu lama dapat mengubah postur tubuh seseorang. Ini terjadi karena Anda memberi tekanan tambahan pada perut dan usus bagian bawah.
Tekanan tambahan ini membuat pergerakan makanan dalam tubuh jauh lebih lambat, sehingga dapat menyebabkan kembung atau sembelit, penyakit iritasi usus, irritable bowel syndrome (IBS), atau bahkan penumpukan feses yang dapat menyebabkan infeksi pada usus buntu dan mengakibatkan radang usus buntu.
Posisi duduk yang salah juga dapat menyebabkan inflammatory bowel disease (IBD). Taylor menjelaskan, gejala pertama IBS adalah kram perut, kembung, bergas, atau diare.
"IBD bisa jauh lebih parah, dengan gejala tambahan seperti darah di feses, nafsu makan berkurang, dan penurunan berat badan yang tidak diinginkan," jelas dia.
Ketika mulai radang usus buntu, gejala utamanya adalah rasa sakit di perut kanan bawah dekat pusar yang dapat berkembang dari rasa sakit yang tumpul ke rasa sakit yang lebih parah. Tanda-tanda lain termasuk mual dan muntah setelah rasa sakit dimulai, bengkak, demam, kehilangan nafsu makan dan ketidakmampuan untuk buang angin.
Salah satu cara sederhana untuk mengurangi risiko kondisi serius ini adalah jongkok. Taylor mengatakan, ketika jongkok dan mengangkat lutut lebih tinggi dari pinggul, sudut anorektal diluruskan dan otot puborektalis melepaskan rektum membuat buang air besar lebih mudah.
"Pertimbangkan untuk membeli bangku kloset, yang membantu Anda mencapai posisi jongkok terbaik, dan menempatkan otot-otot Anda ke mode eliminasi untuk buang air besar yang sehat tanpa ketegangan yang berlebihan," kata dia.