Ini Bukti Diet Mediterania Terbaik untuk Cegah Serangan Jantung dan Strok
Pelaku diet Mediterania 26 persen lebih rendah kemungkinannya kena serangan jantung.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian membeberkan lebih banyak bukti bahwa diet Mediterania membantu melindungi dari serangan jantung dan strok. Bahkan, jenis diet itu lebih baik melindungi jantung dibandingkan diet rendah lemak.
Para peneliti dari University of Cordoba dan Reina Sofia University Hospital di Spanyol menggagas studi tersebut. Mereka mengamati 1.002 pasien dengan penyakit arteri koroner selama tujuh tahun masa tindak lanjut.
Separuh peserta secara acak diminta menerapkan diet rendah lemak, dan separuh lainnya menerapkan diet Mediterania. Pelaku diet Mediterania mengonsumsi sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, dan minyak zaitun.
Tim peneliti menemukan bahwa pelaku diet Mediterania memiliki kemungkinan 26 persen lebih rendah mengalami masalah kardiovaskular utama, seperti serangan jantung atau strok. Itu jika dibandingkan dengan pelaku diet rendah lemak.
Hasil studi juga menemukan bahwa diet Mediterania sangat efektif untuk pria, yang memiliki risiko 33 persen lebih rendah mengidap penyakit kardiovaskular. Namun, diet rendah lemak juga masih memiliki manfaat.
Secara keseluruhan, ada lebih sedikit kematian dan efek samping selama periode penelitian. Pasalnya, studi serupa yang melibatkan diet gaya Barat melaporkan lebih dari dua kali jumlah kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Manfaat diet Mediterania terkait dengan lemak sehat dan kemudahan penerapannya. Kedua kelompok dalam penelitian baru tersebut makan lebih banyak serat dan menyantap lebih sedikit makanan olahan daripada sebelum penelitian.
Hal itu membantu menjelaskan tingkat kematian yang lebih rendah. Mendapatkan cukup serat dalam makanan dikaitkan dengan sejumlah manfaat, seperti kesehatan pencernaan yang lebih baik dan risiko penyakit kronis yang lebih rendah.
Menu dalam diet Mediterania pun kaya akan jenis lemak sehat atau lemak tak jenuh. Sementara itu, konsumsi makanan olahan dikaitkan dengan kondisi kesehatan yang lebih buruk, termasuk risiko kanker dan penyakit jantung yang lebih tinggi.
Sebaliknya, kelompok diet rendah lemak makan lebih banyak karbohidrat, sekitar 45 persen dari kalori harian. Mereka juga mendapat asupan lemak 12 persen lebih sedikit secara keseluruhan, termasuk lemak tak jenuh.
Berdasarkan data Mayo Clinic, lemak tak jenuh justru dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik dan melindungi dari serangan jantung dan strok. Penelitian terdahulu juga menemukan diet yang meningkatkan asupan lemak tak jenuh, seperti diet Mediterania, terkait dengan kesehatan jantung yang lebih baik.
Peserta yang menjalani diet Mediterania cenderung tidak menyerah hingga akhir periode penelitian. Hanya 46 orang peserta yang berhenti diet, sementara jumlah orang yang meninggalkan diet rendah lemak sebelum menyelesaikan penelitian hampir dua kali lebih banyak.
Pelaku diet Mediterania juga dapat mengikuti rekomendasi diet daripada kelompok rendah lemak. Semakin baik peserta mengikuti diet, semakin besar manfaat untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
Temuan tersebut didukung oleh bukti studi sebelumnya dan dukungan ahli bahwa diet Mediterania adalah salah satu cara yang paling berkelanjutan dan sehat untuk pengaturan pola makan jangka panjang. Penelitian menunjukkan manfaat tambahan dari diet ini antara lain risiko diabetes yang lebih rendah, risiko peradangan lebih sedikit, dan kesehatan kognitif yang lebih baik, dikutip dari laman Insider, Selasa (10/5/2022).