Sekjen PBB Khawatir Kelaparan Meluas
Perang Ukraina dinilai menilai mengancam ketahanan pangan di berbagai belahan dunia
REPUBLIKA.CO.ID, WINA - - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan pada Rabu (10/5/2022), sangat prihatin dengan kelaparan yang meluas karena perang di Ukraina. Kondisi saat ini dinilai mengancam ketahanan pangan di berbagai belahan dunia.
"...Saya harus mengatakan bahwa saya sangat prihatin, yaitu dengan risiko kelaparan yang meluas di berbagai belahan dunia karena situasi ketahanan pangan yang dramatis yang kita hadapi karena perang di Ukraina," kata Guterres.
Perang di Ukraina telah meniakan harga global untuk biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar dan pupuk. Badan-badan PBB memperingatkan bahwa kenaikan harga akan memperburuk krisis pangan di Afrika.
Invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari telah mengganggu pengiriman di Laut Hitam, rute utama untuk biji-bijian dan komoditas lainnya. Perang yang terjadi menghambat ekspor dari Ukraina dan Rusia.
Guterres mengatakan pembicaraan sedang berlangsung untuk mengevakuasi lebih banyak warga sipil dari zona konflik di Ukraina dan menyatakan keyakinannya bahwa lebih banyak evakuasi akan terjadi di masa depan. Berbicara pada acara sebelumnya, Guterres mengatakan waktunya akan tiba ketika ada negosiasi damai atas Ukraina.
"Perang ini tidak akan berlangsung selamanya. Akan ada saatnya negosiasi damai akan berlangsung," kata Guterres dalam konferensi pers dengan Presiden Austria Alexander Van der Bellen.
Hanya saja, Guterres tidak melihat kesempatan itu dalam waktu dekat. "Saya tidak melihat itu dalam waktu dekat. Tapi saya bisa mengatakan satu hal. Kami tidak akan pernah menyerah," ujarnya dalam sambutan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh penerjemah resmi.