Gejala Hipertensi Bisa Terasa di 3 Area Tubuh Ini

Hipertensi dijuluki 'silent killer' karena jarang memunculkan gejala yang jelas.

www.freepik.com.
Hipertensi (ilustrasi). Hipertensi merupakan sebuah kondisi di mana tekanan darah berada di atas batas normal.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hipertensi dijuluki sebagai "silent killer" atau pembunuh diam-diam karena jarang memunculkan gejala yang jelas. Meski begitu, beberapa area tubuh ternyata bisa memberikan petunjuk mengenai komplikasi hipertensi.

Hipertensi merupakan sebuah kondisi di mana tekanan darah berada di atas batas normal. Bila tak dikelola, hipertensi bisa memicu terjadinya beragam komplikasi. Salah satu dari komplikasi tersebut adalah penyakit arteri perifer (PAD) yang biasa mengenai kaki.

National Health Service di Inggris mengungkapkan bahwa komplikasi PAD terjadi ketika pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke kaki mengalami penyempitan atau penyumbatan. Kondisi penyempitan atau penyumbatan ini disebabkan oleh plak yang menumpuk di dinding pembuluh darah.

"Memiliki tekanan darah tinggi membuat plak lebih mudah untuk terbentuk," ungkap platform kesehatan St Luke, seperti dilansir Express, Kamis (21/7/2022).

Baca Juga


 

Gejala hipertensi - (Republika)


PAD bisa memunculkan keluhan nyeri, sakit, kram, atau kelemahan pada kaki ketika penderita melakukan latihan fisik. Namun, sebagian kasus PAD bisa terjadi tanpa memunculkan gejala yang jelas.

Selain pada area kaki, PAD juga bisa memunculkan keluhan rasa nyeri pada dua area tubuh lain. Menurut WebMD, kedua area tubuh lain tersebut adalah pinggul dan perut. Gejala PAD lebih sering muncul pada tubuh bagian bawah karena area ini membutuhkan lebih banyak volume oksigen ketika melakukan aktivitas fisik.

"(PAD) bisa membuat otot di kaki dan pinggul terasa nyeri dan (membuat Anda) lelah ketika Anda berjalan atau menaiki tangga," ungkap WebMD.

Meski memengaruhi pembuluh darah yang letaknya jauh dari jantung, bukan berarti PAD bisa disepelekan. NHS mengungkapkan bahwa penyumbatan pembuluh darah di kaki bisa mempengaruhi area tubuh lain, seperti aliran darah ke jantung dan otak.

"Itu berarti bahwa mengalami PAD membuat kemungkinan Anda untuk terkena penyakit kardiovaskular lainnya menjadi lebih besar, seperti penyakit jantung koroner dan strok," jelas NHS melalui laman resminya.

PAD juga bisa membuat luka di area kaki menjadi sulit sembuh dan kemudian berkembang menjadi gangren. Bila hal ini terjadi, pasien PAD kemungkinan akan membutuhkan tindakan amputasi.

Menurunkan tekanan darah menjadi upaya yang penting untuk mencegah terjadinya PAD dan berbagai komplikasinya. Penurunan tekanan darah bisa dilakukan dengan cara membatasi asupan sodium atau garam.

Berdasarkan panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), batas konsumsi garam adalah kurang dari lima gram per hari atau setara dengan sekitar dua gram sodium per hari. Untuk orang yang kegemukan, menurunkan berat badan juga dapat membantu menurunkan tekanan darah secara efektif.

Hal lain yang bisa membantu menurunkan tekanan darah adalah olahraga secara teratur.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler