Satu-Satunya Obat untuk Cacar Monyet Susah Diakses di AS, 7.000 Pasien Membutuhkannya

Langkah birokrasi yang berbelit membuat pasien tak bisa dapat obat cacar monyet.

Lea Suzuki/San Francisco Chronicle via AP
Seorang ahli farmasi memegang satu boks kapsul obat antivirus Tecovirimat yang dipakai untuk mengobati smallpox (cacar) di Zuckerberg San Francisco General Hospital, San Francisco, AS, Jumat, 29 Juli 2022.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tecovirimat atau Tpoxx merupakan satu-satunya obat yang tersedia untuk menyembuhkan cacar monyet di Amerika Serikat (AS). Akan tetapi, para dokter di AS mengalami kesulitan untuk mengakses obat tersebut, meski ada hampir 7.000 pasien yang saat ini membutuhkannya.

Otoritas kesehatan AS mengungkapkan bahwa Tpoxx merupakan "obat investigasi". Hal ini membuat Tpoxx tak bisa diambil dari Strategic National Stockpile AS tanpa serangkaian langkah birokrasi yang berbelit.

Untuk bisa memberikan obat Tpoxx kepada pasien, dokter harus mengisi formulir aplikasi sebanyak 27 halaman atau menyediakan informasi pasien yang terperinci. Banyak dokter di AS yang tak memiliki cukup waktu untuk memenuhi persyaratan panjang tersebut.

Food and Drug Administration (FDA) pertama kali memberikan izin untuk tecovirimat sebagai obat cacar (smallpox) pada 2018. Izin ini diberikan berdasarkan data keamanan pada manusia dan data efikasi pada primata yang untuk tujuan uji klinis sengaja diinfeksi dengan virus monkeypox, yakni virus penyebab cacar monyet.

Virus monkeypox dan virus penyebab acar berasal dari famili yang sama. Vaksin untuk cacar (smallpox) diketahui efektif dalam mencegah cacar dan juga cacar monyet.

Sebelum wabah cacar monyet terjadi, tecovirimat sangat jarang diberikan kepada pasien cacar monyet. Karena izin yang diberikan untuk pengobatan cacar, pemberian tecovirimat untuk kasus cacar monyet masih dianggap sebagai percobaan.

Rumitnya birokrasi untuk mendapatkan obat Tpoxx dinilai sangat menyultikan. Terlebih, wabah cacar monyet saat ini sedang melanda AS.

"Birokrasi untuk mendapatkan akses ke Tpoxx sangat berlebihan, mengingat krisis yang dihadapi AS akibat cacar monyet," jelas ahli hukum kesehatan masyarakat dan direktur O'Neill Institute for National and Global Health Law di Georgetown University, Larry O Gostin, seperti dilansir New York Times, Senin (8/8/2022).

Di sisi lain, pemerintah AS juga memiliki alasan untuk mengategorikan Tpoxx sebagai obat investigasi. Mengacu pada artikel dalam New England Journal of Medicine, data pengetesan Tpoxx pada hewan memang menunjukkan hasil yang menjanjikan. Obat ini juga tampak aman pada pasien yang sehat.

Baca Juga


Akan tetapi, belum ada uji klinis berskala besar yang dilakukan terhadap Tpoxx. Tanpa uji klinis berskala besar ini, tim peneliti tak bisa mengetahui apakah Tpoxx bisa memberikan manfaat, membahayakan, atau tak memberikan efek pada pasien cacar monyet.

"Saat ini, belum diketahui seberapa baik obat ini bekerja pada pasien cacar monyet," jelas Juru Bicara Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Kristen Nordlund.

Asal usul cacar monyet. - (Republika)


Menjadikan Tpoxx sebagai obat investigasi dapat memastikan otoritas kesehatan mengetahui dengan pasti data pasien yang akan menggunakan obat tersebut. Hal ini akan membantu mereka benar-benar memahami potensi manfaat dan risiko dari Tpoxx.

Akan tetapi, beberapa tenaga kesehatan tidak setuju dengan keputusan tersebut. Salah satu di antaranya adalah Dr Stacy Lane.

Dr Lane memahami adanya pertanyaan yang belum terjawab seputar keamanan dan efektivitas obat pada orang-orang. Namun, di sisi lain, obat ini sudah terbukti aman digunakan pada manusia dan telah mendapatkan persetujuan dari FDA.

"Obat ini tak seharusnya ditahan-tahan seperti saat ini," kata Dr Lane.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler