Zelenskyy: Uni Eropa Jangan Jadi Supermarket Rusia
Zelenskyy kembali minta negara-negara Uni Eropa untuk melarang visa bagi warga Rusia
REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kembali meminta negara-negara Uni Eropa untuk melarang visa bagi warga Rusia. Ia mengatakan Eropa seharusnya tidak menjadi "supermarket" bagi siapa saja yang memiliki sarana untuk masuk.
Zelenskyy mengatakan usulannya tidak berlaku bagi warga Rusia yang membutuhkan bantuan, seperti mereka yang mempertaruhkan kebebasan atau nyawanya karena melawan kebijakan pemimpin Kremlin, Vladimir Putin. "Harus ada jaminan pembunuh Rusia atau kaki tangan negara teror tidak menggunakan visa Schengen," kata Zelensky dalam pidato malamnya, Jumat (13/8/2022).
Ia menyinggung visa yang memberi pemiliknya akses bebas masuk ke Schengen Area yang mencakup beberapa negara Uni Eropa. "Kedua, kami tidak boleh menghancurkan gagasan yang sangat Eropa, nilai-nilai Eropa bersama kita. Eropa tidak boleh berubah menjadi supermarket di mana yang tidak berkepentingan masuk dan di mana yang paling utama orang membayar barang-barang mereka," katanya.
Desakan Zelenskyy untuk melarang visa Rusia pertama kali disampaikan dalam sebuah wawancara pekan ini dengan Washington Post. Ia mengatakan Rusia harus hidup di dunianya sendiri sampai mereka mengubah filosofi mereka.
Permintaan Zelenskyy mendapat dukungan dari sebagian besar negara Eropa. Namun ia mengatakan tersentuh dengan dukungan dari bekas bagian Uni Soviet di Baltik, Republik Ceko yang saat ini giliran jadi ketua Uni Eropa.
Finlandia juga mendukung gagasan tersebut. ”Tidak saat Rusia melancarkan perang agresif dan brutal di Eropa, sementara orang Rusia bisa hidup normal, melawat ke Eropa sebagai pelancong,” kata PM Finlandia Sanna Marin.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengecam usulan Zelenskyy. "Setiap upaya mengisolasi orang Rusia atau Rusia merupakan proses tanpa prospek," katanya.