Latihan Resistensi Turunkan Risiko Masalah Jantung, Butuh Waktu Kurang dari 5 Menit Saja

Latihan resistensi intensitas tinggi justru bisa memperburuk kesehatan jantung.

www.freepik.com.
Nyeri dada akibat serangan jantung. Dua set bench press yang hanya membutuhkan waktu kurang dari lima menit saja bisa efektif mencegah masalah jantung.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian terbesar di dunia, dengan 17,9 juta kasus kematian setiap tahun. Sekitar 85 persen dari kematian tersebut disebabkan oleh serangan jantung dan strok. Bagaimana cara menekan risiko ini?

Menurut sebuah studi terbaru di Amerika Serikat, salah satu cara yang bisa membantu adalah melakukan latihan resistensi secara rutin. Meski hanya dilakukan secara singkat, latihan resistensi dapat menurunkan risiko kejadian kardiovaskular seperti serangan jantung dan strok.

"Orang-orang mungkin berpikir mereka perlu meluangkan banyak waktu untuk angkat beban, tetapi, dua set bench press yang hanya membutuhkan waktu kurang dari lima menit saja bisa efektif," jelas salah satu peneliti dan associate professor dari Iowa State University, Duck-Chul Lee, seperti dilansir Express, Ahad (21/8/2022).

Menurut Lee, jenis latihan resistensi yang dilakukan tak begitu penting. Hal yang terpenting adalah latihan resistensi tersebut bisa meningkatkan resistensi pada otot.

"Otot tidak tahu perbedaan antara menggali tanah, membawa tas belanjaan yang berat, atau mengangkat dumbbell," ujar Lee.

Studi yang Lee dan timnya lakukan ini melibatkan hampir 13 ribu orang dewasa dalam kurun waktu 10 tahun. Selama studi berlangsung, para partisipan diminta untuk merekam tingkat latihan resistensi yang mereka lakukan.

Hasil studi menunjukkan bahwa latihan resistensi sebanyak dua hari per pekan berkaitan dengan penurunan risiko kejadian kardiovaskular terbesar. Tak ada penurunan risiko lebih besar bila latihan resistensi dilakukan lebih dari empat hari per pekan.

Dibutuhkan penelitian lebih jauh untuk mengetahui mengapa latihan resistensi bisa menurunkan risiko kejadian kardiovaskular. Sejauh ini, tim peneliti berspekulasi bahwa penurunan tersebut terjadi karena latihan fisik dapat memberikan efek anti stres.

Stres yang tak terkelola dan berlangsung dalam waktu lama bisa meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi merupakan faktor risiko besar dari penyakit jantung.

Tim peneliti juga menilai ada alasan mengapa latihan resistensi lebih dari empat hari per pekan tak membawa dampak positif. Bila mengacu pada studi-studi terdahulu, latihan resistensi dengan intensitas yang tinggi bisa memperburuk kesehatan jantung.

Sebuah studi misalnya, menemukan bahwa latihan fisik berintensitas tinggi bisa meningkatkan kekakuan pada arteri. Dinding arteri yang kaki dapat meningkatkan tekanan darah yang kemudian bisa menyebabkan kerusakan jantung.

Akan tetapi, latihan resistensi yang terukur bisa membawa dampak positif bagi kesehatan jantung. Studi lain pada 2015 misalnya, menemukan bahwa latihan resistensi bisa menurunkan tekanan darah pada penderita sindrom metabolik, yaitu orang yang mengidap obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Studi lain pun menemukan bahwa latihan angkat beban yang terukur bisa membantu pemulihan setelah seseorang terkena serangan jantung.

Baca Juga


Cara lain mencegah penyakit jantung
Selain melakukan olahraga secara rutin, ada beberapa cara lain yang bisa membantu menekan risiko penyakit jantung dan kejadian kardiovaskular. Salah satunya adalah melalui perbaikan pola makan.

National Health Service di Inggris merekomendasikan pola makan yang rendah lemak serta tinggi serat untuk memelihara kesehatan jantung. Di saat yang sama, asupan garam juga perlu dibatasi.

Jenis makanan lain yang perlu dibatasi atau dihindari adalah makanan yang mengandung lemak jenuh. Alasannya, asupan lemak jenuh bisa meningkatkan kadar kolesterol "jahat" atau LDL di dalam darah.

Beberapa contoh makanan dengan kandungan lemak jenuh yang tinggi adalah sosis, daging berlemak, mentega, minyak babi atau lard, krim, keju keras (hard cheese) seperti parmigiano dan cheddar, kue dan biskuit, serta makanan yang mengandung minyak sawit atau minyak kelapa.

National Health Service juga merekomendasikan masyarakat untuk menghindari konsumsi gula terlalu banyak dalam keseharian. Hal ini dikarenakan asupan gula berlebih bisa meningkatkan risiko diabetes.

"(Diabetes) terbukti meningkatkan kemungkinan Anda terkena penyakit jantung koroner secara signifikan," ungkap National Health Service.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler