UGM Luncurkan Forum Pojok Bulaksumur
Pojok Bulaksumur dikemas dalam dialog santai menghadirkan gerobag angkringan.
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) meluncurkan Pojok Bulaksumur. Ini merupakan forum silaturahmi dan sarana bertukar ide maupun informasi dari pimpinan-pimpinan UGM dan media yang digelar setiap bulan berkonsep angkringan.
Pojok Bulaksumur dikemas dalam dialog santai menghadirkan gerobag angkringan dengan makanan khas seperti nasi kucing, wedang jahe dan lain-lain. Konsep itu dimaksudkan agar tidak ada jarak antara pimpinan-pimpinan UGM dengan media.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni UGM, Dr Arie Sujito mengatakan, selama ini kerja sama antara UGM dengan rekan-rekan wartawan sudah terjalin cukup baik. Karenanya, ini menjadi wadah mempererat silaturahmi.
Ia menuturkan, beberapa kegiatan telah banyak dilaksanakan bersama mulai dari mancing bareng, liputan KKN, pemberian bantuan sosial dan lain-lain. Jadi, bukan hanya kerja sama dalam peliputan rutin yang terkait tridarma perguruan tinggi.
"Namun, turut menyangkut hal-hal sosial. Harapannya, dengan Pojok Bulaskumur jalinan kerja sama antara UGM dengan rekan-rekan wartawan bisa semakin erat," kata Arie di selasar tengah gedung pusat UGM, Jumat (9/9/2022).
Pada kesempatan itu, turut diserahkan secara simbolis bantuan peminjaman sepeda gratis kepada 10 orang perwakilan mahasiswa UGM dari 100 sepeda yang disiapkan. Selain itu, disampaikan pula testimoni dari mahasiswa yang menerima beasiswa.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DIY, Hudono menyambut baik inisiasi dihadirkannya Pojok Bulaksumur tersebut. Apalagi, kegiatan dikemas informal, sekaligus santai. Karenanya, banyak rekan-rekan wartawan yang cukup antusias.
"Saya rasa UGM sudah cukup baik selama ini menjalin kerja sama dengan wartawan," ujar Hudono.
Arie mengingatkan, kecepatan informasi yang ada hari ini membawa pengaruh yang cukup besar bagi kehidupan umat manusia. Tantangan besarnya, sampai saat ini belum ada korelasi positif antara hadirnya kecepatan dengan kualitas dan nilai.
Ia berpendapat, tradisi literasi yang membangun publik akan lebih tercerahkan jika perguruan tinggi ikut serta mengambil peranan. Karenanya, melalui Pojok Bulaksumur, jadi salah satu wadah UGM untuk meningkatkan peranan tersebut.
"Saya berharap UGM lebih maju dan lebih bermakna," kata Arie.