Wakil Kepala BPIP Beri Motivasi Kebangsaan kepada Ribuan Mahasiswa USU
Perguruan tinggi menjadi tempat yang strategis untuk mengkader pemimpin berkarakter
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono memberikan kuliah umum Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) Tahun 2022 kepada 6 ribu lebih mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan secara daring bersama Laboratorium Ilmu Dasar (LIDA), Universitas Sumatera Utara (USU), Senin (19/9/2022).
Karjono memberi motivasi kepada mahasiswa baru USU yang berhasil lolos seleksi dan berkuliah di USU. "Namun perjuangan sebagai mahasiswa tidak cukup berhenti disini saja. Mahasiswa merupakan penerus estafet kepemimpinan bangsa. Mahasiswa harus membekali diri dengan Iman dan Taqwa untuk menjadi individu hebat. Syaratnya, selain pinter dan juga harus benar," tutur Karjono, seperti dalam siaran pers.
Karjono menjelaskan, terdapat enam ciri khas mahasiswa atau pelajar Pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, bergotong-royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis.
“Perguruan tinggi menjadi tempat yang strategis untuk mengkader pemimpin yang berkarakter, memperkuat dan/atau mempertahankan ideologi, dasar negara, dan falsafah bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yakni melalui Pancasila dalam tindakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila," kata Karjono.
Selain itu, ada tiga aspek yang harus dimiliki dan dikuasai generasi muda, yaitu kemampuan bela negara, revolusi mental, dan pemahaman terhadap empat pilar wawasan kebangsaan. Keempatnya, yakni Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD NRI Tahun 1945.
Karjono juga menjelaskan sejarah lahirnya Pancasila di hadapa ribuan civitas akademika. “Sejatinya, Pancasila yang merupakan satu kesatuan, lahir pada 1 Juni 1945, piagam jakarta 22 Juni 1945, kemudian menjadi perjanjian luhur bangsa pada sidang PPKI pada 18 Agustus 1945 sampai dengan ditetapkan Peraturan Presiden nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila. Maka dengan adik-adik menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, bertoleransi, melaksanakan ibadah dengan sungguh-sungguh, itu sudah menjalankan nilai-nilai Pancasila," ujar wakil sekretaris MUI ini.
Karjono memaparkan hasil survei generasi milenial saat ini terhadap radikalisme,. Misalnya, survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), 85% generasi milenial rentan terpapar radikalisme. Kemudian terdapat 12,1 persen pria berpotensi terpapar radikalisme, sedangkan pada wanita sebesar 12,3 persen.
Senada dengan BNPT, hasil survei Center Strategic and International Studies (CSIS) menunjukan, generasi milenial yakni rentang usia 17 sampai 29 tahun sangat rendah ketertarikan dalam membaca, membahas isu sosial politik, dan menulis. Selain itu, aktivitas sosial generasi milenial masih rendah.
“Ini artinya generasi milenial semakin individual. Mari kita sadari bersama. Jangan dibiarkan," tegas Karjono.
Karjono berpesan, bermedia sosial yang santun, dengan tidak menyebarkan berita hoaks dan ujaran kebencian.
Ia menambahkan, dalam hidup wajib bertoleransi, melestarikan budaya, memakai produk Indonesia, berprestasi mengharumkan nama bangsa, baik nasional maupun di dunia internasional, serta menjaga nama baik bangsa dan negara (dalam hidup berdampingan kita saling gotong-royong dan saling hidup damai sejahtera, Tamansari Indonesia dan Tamansari Dunia).
“Mahasiswa sebagai pemuda, mahasiswa sebagai pemegang estafet kepemimpinan bangsa, agen perubahan maka harus berperan aktif untuk menjadi pelopor cita-cita Indonesia, kemudian adik-adik mahasiswa yang telah menjadi bagian dari USU lebih penting dan utama Yakni membangun karakter, kepribadian, kepatuhan dan ketakwaan, gotong royong," tegas Karjono.
Dalam kuliah umum ini, dibuka oleh Rektor Universitas Sumatera Utara, Dr. Muryanto Amin, S.Sos, Kepala Laboratoriun Ilmu Dasar USU, Prof. Dr. Timbangen Sembiring, M.Sc., Guru Besar Emeritus, Prof. Dr. Franz Magnis Suseno, Dr. Ahmad Zuhri, L.C., M.H.L, Dosen STAI Abdul Halim Hasan Al Islahiyah, serta Para Civitas Akademika USU.