Mengapa Habaib dan Para Kiai Gemar Membaca Kitab Maulid Nabi Muhammad SAW?

Kitab tentang maulid Nabi Muhammad SAW mengajarkan kecintaan terhadap beliau

dok. Kemenag.go.id
Ilustrasi makam Rasulullah SAW. Kitab tentang maulid Nabi Muhammad SAW mengajarkan kecintaan terhadap beliau
Rep: Andrian Saputra Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Salah satu cara untuk mengenal dan mempertebal kecintaan kepada Rasulullah SAW adalah dengan sering membaca kitab-kitab maulid.

Baca Juga


Beberapa kitab maulid yang populer dibaca umat Muslim di Indonesia seperti kitab maulid al-Barzanji karya Syekh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al Barzanji, kitab maulid Simthu ad-Durar karya Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al Habsyi, dan kitab maulid Diba' karya Imam Wajihuddin Abdu Ar Rahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Dibai.

Di samping itu pula, ada kitab maulid Burdah karya Imam Al Bushiri, dan kitab maulid Adh Dhiyaul Lami' karya Habib Umar bin Hafidz. Kitab-kitab maulid tersebut berisi sejarah hidup, shalawat, dan pujian kepada Rasulullah SAW.  

Bahkan memasuki Rabiul Awwal yang menjadi bulan kelahiran nabi Muhammad SAW, sebagian besar umat Muslim di Indonesia lebih intens dalam membaca kitab-kitab maulid. 

Wakil Mudir Aam Idaaroh Aliyah Jam’iyyah Ahlit Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (JATMAN) yang juga Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Habib Umar Muthohar, mengatakan membaca maulid dan manaqib adalah amalan yang dikerjakan para habib dan ulama. 

Mereka membaca maulid untuk mempertebal kecintaan kepada Rasulullah dan meneladani akhlaknya. Menurut Habib Umar dengan adanya beragam kitab maulid yang disusun para ulama, umat Muslim menjadi mengetahui tentang sejarah hidup Rasulullah. Maka menurutnya sangat baik bagi seorang Muslim untuk sering membaca kitab maulid. 

"Itulah yang dikerjakan para habib, para kiai, dalam rangka  membina umat diajak maulidan, diajak tambah cinta pada nabi yang insya Allah buah dari ada cinta itu mengikuti Nabi SAW," kata Habib Umar Muthohar dalam pengajian akbar yang diselenggarakan Jatman Idaroh Wustho Daerah Istimewa Yogyakarta di Stadion Maguwoharjo Sleman. 

Habib Umar yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al Madinah Cepoko, Gunungpati, Semarang menjelaskan bahwa dengan sering membaca maulid akan muncul kecintaan pada Nabi Muhammad SAW. 

Baca juga: Dihadapkan 2 Pilihan Agama Besar, Mualaf Anita Yuanita Lebih Memilih Islam

Dengan kecintaan tersebut maka seorang Muslim akan menjalankan setiap yang dicontohkan nabi dengan dasar cinta. Maka dari itu Habib Umar Muthohar mengajak umat Muslim untuk memperbanyak membaca maulid.  

Selain membaca maulid, Habib Umar juga mengajak umat untuk sering membaca manaqib para wali Allah SWT. 

Manaqib merupakan kitab berisi biografi perjalanan hidup seorang wali Allah. Seperti membaca manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jailani, Manaqib Imam Abu Hasan as-Syadzily, dan lainnya.

Menurut Habib Umar Muthohar membaca manaqib bertujuan agar seseorang mengenal para wali dan meniru dan mengikuti jalannya sehingga menjadi hamba yang dicintai Allah SWT. 

Orang-orang yang membaca manaqib para wali Allah SWT akan dapat membuka dan melapangkan hatinya sehingga jauh dari kesumpekan hidup.    

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler