Sarapan Tepat Menurut Dokter
Sarapan adalah kebiasaan baik untuk mendukung tubuh.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sarapan adalah kebiasaan baik untuk mendukung tubuh agar senantiasa sehat dan bugar. Umumnya, sebagian orang melakukan kebiasaan makan terakhir dalam sehari yaitu pada pukul 19.00 malam.
Keesokan harinya, mereka akan sarapan pada pukul enam atau tujuh pagi hari. Menurut Spesialis Gizi Klinik, Dr dr Inge Permadhi MS SpGK (K), hitungan tersebut sebenarnya sama dengan orang yang berpuasa.
“Nah untuk kondisi begini, kadar gula darah di dalam tubuh sudah turun, padahal di seseorang perlu menyambut hari baru yang segar di pagi hari karen mulai bekerja,” kata dokter Inge.
Maka jika melewatkan sarapan, seseorang baru akan merasa siap fokus berkegiatan setelah makan siang. Karena itulah, sarapan sangat penting setelah sepanjang malam tidak ada asupan yang masuk ke dalam tubuh.
Tentunya sarapan juga membantu agar kadar gula darah jadi baik sehingga mendukung untuk beraktivitas dengan baik. Makanan yang baik di pagi hari seharusnya yang dapat mendukung kadar gula darah normal dan beraktivitas.
Artinya, diperlukan porsi sumber karbohidrat yang paling banyak. Selain itu, karbohidrat perlu dilengkapi dengan protein, lemak yang bagus sekali agar memenuhi kecukupan gizi, bukan saja menambah energi, tetapi juga kesehatan yang baik.
Misalnya, sarapan dengan roti diisi protein telur dan atau menambahkan sayur pada sandwich. Kemudian bubur ayam ditambah dengan lauk pauk di dalamnya. Lebih lengkap ada kacang dan diberi sayuran sedikit.
Jika hanya sarapan dengan karbohidrat dan lemak saja, perlu waspada terhadap kegemukan. Tetapi jika ada proteinnya, itu bisa mendukung bentuk daya tahan tubuh.
Sarapan dalam bentuk kopi juga boleh saja, apabila minuman tersebut dirasa membuat tubuh lebih segar. Namun, tentu saja sarapan yang terbaik adalah harus memenuhi kecukupan gizi harian, jangan sekadar minum kopi.
Hal yang perlu diingat, ada beberapa orang yang perlu mengontrol asupan kafein dan gula. Jadi, penting untuk mengganti dengan pola makan yang lebih baik.
Dokter Inge juga mencontohkan menu-menu sarapan khas Nusantara yang sebenarnya bagus untuk melengkapi kebutuhan gizi harian. Contohnya, menu soto dengan nasi, di mana menu tersebut biasanya berisikan karbohidrat, protein hewani, maupun sayuran. Lalu bubur ayam, ketoprak, lontong sayur, hingga nasi gudeg. “Iya itu kan bagus, ada lontongnya, sayurnya, proteinnya, jadi masakan nusantara bisa lengkap gizinya,” tambah dr Inge.