Ritual Sholat Memukau Mualaf Iin Anita dan Penantian 7 Tahun Hidayah Akhirnya Terjawab  

Mualaf Iin Anita menantikan hidayah selama tujuh tahun hingga yakin

Dok Istimewa
Iin Anita. Mualaf Iin Anita menantikan hidayah selama tujuh tahun hingga yakin
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-  Wanita ini lahir dari orang tua yang berbeda agama, sang ibu beragama Islam sedangkan ayahnya beragama non-Muslim. Sebelumnya ia dan kakak-kakaknya mengikuti agama sang ayah. 

Baca Juga


Hingga akhirnya kedua kakaknya memutuskan untuk masuk Islam terlebih dahulu, sedangkan ia masih dilema kemantapan hati. 

Namun Allah SWT telah memberikan hidayah kepada setiap makhluk yang dikehendaki-Nya, dilembutkan hatinya untuk dapat menerima agama Islam sebagai satu-satunya agama yang benar di muka bumi ini.   

Kemudian, Mualaf Center Aya Sofya mendampingi perempuan yang biasa disapa sebagai Iin untuk melakukan prosesi pensyahadatan di kantor pusat Mualaf Center Aya Sofya Malang, Ramadhan 2021 lalu.

Iin bersyahadat didampingi kakak perempuannya yang lebih dahulu menjadi Muslimah pada 1993, sebelun dia memutuskan menikah.

Kisah dan perjuangan Iin untuk menjadi seorang mualaf melalui perjalanan yang panjang dan dengan banyak pertimbangan. 

Keputusan yang akhirnya dipilih bukan diputuskan dalam waktu singkat saja, melainkan dengan pertimbangan matang selama bertahun-tahun.

Banyak hal yang akhirnya dapat membuatnya mantap memeluk agama Islam dan mengikuti jejak kedua kakak dan adiknya. Ia merasa berada dalam kedamaian dan ketenangan saat melihat orang sholat.

Melihat tumbuh kembang keluarganya yang semula beragama non Muslim kemudian berpindah menjadi seorang Muslim dan Muslimah menjadikannya lebih termotivasi untuk segera memeluk agama Islam.

“Dari yang semula adalah non Muslim kemudian berpindah, kakak-kakak saya menjadi mualaf terlebih dulu, kalau adik saya memang sudah pada dasarnya Islam," ujarnya dikutip Republika.co.id dalam youtube Mualaf Center Aya Sofya.

Baca juga: Dihadapkan 2 Pilihan Agama Besar, Mualaf Anita Yuanita Lebih Memilih Islam

Iin merasa bahwa hatinya mulai terketuk untuk masuk Islam ketika mendengar bahwa saat ayahnya kritis ingin dimakamkan secara Muslim. Pesan ini almarhum ayahnya sampaikan kepada adik ayahnya.

Meskipun hatinya telah terketuk ingin masuk Islam tapi hal itu tidak langsung membuat Iin mantap berpindah agama ke Islam. 

Selama tujuh tahun ia banyak belajar tentang Islam sedikit demi sedikit sembari menumbuhkan kemantapan dalam dirinya.

Di masa itu pula ia mulai ikut berpuasa, membiasakan diri mengucapkan salam di mana pun berada hingga rekan kerjanya sering menganggap bahwa ia telah menjadi Mualaf.

Selain pengaruh lingkungan keluarga, kisah dan alasan yang membuat Iin mantap masuk Islam dan menjadi mualaf adalah karena di lingkungan kerjanya selalu dikelilingi orang-orang luar biasa yang selalu memberikan masukan dan saran.

 

“Sejujurnya di tempat kerja, saya sudah dianggap sebagai mualaf dan itu membuat saya semakin memantapkan diri. Akhirnya dari sana saya memutuskan untuk memilih agama Islam sebagai pedoman hidup yang akan saya bawa sampai mati," ujar Iin.

 

Rekan kerja Iin kebanyakan laki-laki, meskipun begitu ia telah banyak belajar mengenai agama Islam dari mereka. Seperti mengajaknya mengikuti kajian keislaman, menceritakan suatu hal yang inspiratif.

Hingga hal itu membuatnya senang karena secara tidak langsung mereka menyebarkan kebaikan terhadap dirinya. Selain itu rekan kerjanya selalu mengajak dan mengingatkan untuk selalu sholat.

Namun ketika rekan-rekannya bertanya tentang agama Iin, ia tidak pernah menjawabnya. Karena secara nyata ia belum bersyahadat meski kesehariannya mengamalkan adab Islam.

Bagi Iin, ia tidak perlu menjelaskan agama apapun yang dianutnya. Karena urusan agama adalah urusan pribadi dirinya dengan Allah SWT.

Iin juga menceritakan alasan lain ketika menunggu waktu tujuh tahun untuk memeluk Islam. Ketika itu ia ragu untuk memeluk Islam karena memiliki calon suami bukan Muslim.

Namun seiring berjalannya waktu, pria tersebut tak kunjung menikahinya. Bahkan hubungan keduanya putus di tengah jalan.

Sejak saat itu, Iin tidak lagi memfokuskan untuk mencari pasangan. Ia lebih memilih untuk menjalin lebih banyak teman yang mengajak kepada kebaikan.

Teman-temannya sering datang ke rumah kemudian berbagi kisah-kisah tentang Islam. Mereka pun sering berdiskusi tentang ajaran Islam meski dengan suasana yang santai.

Iin dan rekan-rekan kerjanya juga sering mengadakan bakti sosial kepada lembaga-lembaga Islam yang membutuhkan. Pun ketika membuka kegiatan di kantor, Iin selalu mengawalinya dengan salam layaknya Muslim yang mengucapkan salam.

Dari kisah di atas itu yang membuatnya mantap menjadi seorang mualaf dan memeluk agama Islam. Hingga pada akhirnya ia memantabkan diri untuk menghubungi Mualaf Center Nasional Aya Sofya untuk untuk mendapatkan bimbingan masuk Islam.

Iin akhirnya melakukan syahadat dengan didampingi oleh kakaknya dan dibimbing secara langsung oleh Ustaz Ipung Atria. 

Sebelum dilakukan prosesi pensyahadatan perlu dijelaskan secara tegas bahwa keinginan seseorang untuk masuk Islam itu secara tulus dan tidak ada ancaman dan paksaan dari pihak manapun. 

Baca juga: Pengakuan Mengharukan di Balik Islamnya Sang Diva Tere di Usia Dewasa

Seperti biasanya diawali dengan membaca kalimat basmalah, kemudian membaca dua kalimat syahadat berserta artinya.

"Keinginan saya saat ini sudah benar-benar terlaksana secara sempurna, dari tahun ke tahun yang lalu selalu berusaha untuk ditahan sampai akhirnya saya telah mantap dan yakin 100 persen untuk memeluk agama Islam," ujar dia.

Kini seluruh keluarga sudah beragama Islam termasuk juga Iin dengan lembaran dan berharapan baru yang senantiasa menuju lebih baik dari kemarin demi mengejar ridho Allah SWT. 

Serta dapat mengabaikan segala bentuk godaan duniawi yang dapat membuatnya menggadaikan agama Islam demi kenikmatan sesaat.

Setelah ini ia telah memiliki kewajiban sebagai umat Islam yang harus dilakukan, dan larangan yang harus ditinggalkan. Semua itu dapat diatasi dengan berpegang teguh pada Alquran dan sunnah.

 

Usai bersyahadat, Ustaz Ipung pun memberikan nasihat dan membimbing Iin untuk menjalankan kewajiban sebagai Muslimah. Meski saat itu ia belum bisa berwudhu dan sholat, Ustaz Ipung menyarankan agar Iin menjalankan sholat bertahap dengan bacaan yang diketahuinya.          

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler