Di B20, Jokowi Pamer Ekonomi Indonesia yang Menguat di Tengah Krisis

Pada kuartal III, ekonomi tumbuh lebih kuat menjadi 5,72 persen.

AP Photo/Aaron Favila
Presiden Indonesia Joko Widodo berbicara pada penutupan KTT B20 menjelang KTT para pemimpin G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Senin, 14 November 2022.
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, kondisi ekonomi Indonesia tetap mengalami pertumbuhan di tengah gelombang pandemi Covid-19, perang, dan juga berbagai krisis di dunia. Ia menyebut, di kuartal kedua 2022, ekonomi Indonesia pun tercatat tumbuh sebesar 5,44 persen dan pada kuartal ketiga tumbuh lebih kuat menjadi 5,72 persen.

Baca Juga


Dalam sambutan awalnya, Jokowi menyampaikan agar dunia tidak pesimistis terhadap berbagai tantangan dan krisis yang terjadi. Sebab, menurut dia, di tengah kesulitan, pasti akan muncul berbagai peluang yang bisa dimanfaatkan. Hal itu disampaikannya saat berbicara di forum B20 pada Januari lalu. 

“Kemudian 10 bulan berselang, pandemi masih ada, ada perang, ada krisis pangan, ada krisis energi, ada krisis keuangan, tetapi kita patut bersyukur Indonesia di kuartal kedua masih tumbuh 5,44 persen dan di kuartal ketiga, kita tumbuh lebih kuat lagi di 5,72 persen,” ujar Jokowi saat memberikan keynote speech di B20 Summit Indonesia Tahun 2022 di Bali, Senin (14/11/2022).

Selain itu, Jokowi juga menyebut bahwa pemerintah berhasil mengelola kenaikan inflasi. Saat terjadinya kenaikan harga BBM pada September lalu, angka inflasi pun juga meningkat menjadi 5,9 persen. Namun, angka inflasi kemudian kembali menurun pada Oktober menjadi 5,7 persen.

Tak hanya itu, bahkan Managing Director IMF Kristalina Georgieva menyampaikan bahwa Indonesia menjadi salah satu titik terang di tengah kesuraman ekonomi dunia. Karena itu, Jokowi menekankan perlunya strategi besar dalam menghadapi berbagai krisis dunia saat ini.

Jokowi pun menyoroti tiga hal utama yang perlu dilakukan. Yakni hilirisasi industri bahan-bahan mentah, ekonomi hijau, dan juga digitalisasi sektor UMKM.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler