Kurikulum Merdeka Memantik Antusiasme Warga Pendidikan Kota Kupang
Kurikulum Merdeka tawarkan fleksibilitas dan hadirkan kesempatan mengembangkan diri.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurikulum Merdeka dinilai memantik antusiasme warga pendidikan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kurikulum Merdeka menawarkan fleksibilitas serta menghadirkan kesempatan bagi para guru dan siswa untuk mengembangkan diri.
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bertingkat I Naikoten, Martinha Amaral, mengatakan, para guru di sekolah yang dipimpinnya tak butuh waktu lama untuk memutuskan beralih dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka. Pada tahun ajaran 2022/2023 ini, Kurikulum Merdeka tercatat telah dilakukan di sekolahnya.
Dia mengatakan, keputusan tersebut dilatarbelakangi warga sekolah yang tak ingin ketinggalan dalam mengadaptasikan kebaruan yang menyokong perkembangan pendidikan. Terlebih, kata dia, para guru terfasilitasi oleh Platform Merdeka Mengajar, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi diri secara mandiri.
“Guru-guru ternyata antusias untuk mengikuti diklat danm pelatihan. apalagi mereka juga makin terfasilitasi Platform Merdeka Mengajar,” ujar Martinha saat ditemui di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Pembina Kupang, NTT, pada Senin (28/11/2022) lalu.
Dia mengungkapkan, Kurikulum Merdeka memiliki satu komponen keunggulan. Sekolah bisa melakukan diferensiasi pembelajaran yang mengakomodir kearifan lokal di dalamnya. Lewat hal itu, sekolahnya dapat menyesuaikan materi belajar dengan karakteristik yang mereka miliki.
“Imbasnya kami bisa menyesuaikan materi belajar dengan karakteristik sekolah kami. Salah satunya ada pada implementasi tanaman hidrolik yang amat digemari siswa,” jelas dia.
Praktik baik implementasi Kurikulum Merdeka di beberapa sekolah di Kota Kupang pada akhirnya turut memberikan dampak pada sekolah lain. SLBN Pembina Kupang menjadi salah satu sekolah yang terpantik untuk beralih ke kurikulum baru tersebut.
Kepala Sekolah SLBN Pembina Kupang, Elisabeth Paledan, mengungkapkan, pihaknya akan memulai menerapkan Kurikulum Merdeka pada semester depan. Sekolah dan para guru yang terlibat di dalamnya saat ini sudah melalui sejumlah pembekalan untuk menerapkan kurikulum tersebut.
"Antusiasme itu datang karena warga sekolah ingin tahu lebih dalam mengenai Kurikulum Merdeka. Dan ketika melihat implementasi kurikulum di sekolah lain, ternyata kurikulum ini makin memfasilitasi pola belajar yang lebih fleksibel dan berpihak pada siswa," tutur Elisabeth.