Shanghai Imbau Warganya Tetap Di Rumah Selama Libur Natal

Banyak restoran Shanghai telah membatalkan pesta Natal untuk cegah penyebaran Covid.

AP Photo/Andrew Braun
Rak-rak kosong terlihat di apotek di Shanghai pada Jumat, 16 Desember 2022. Kabinet China memerintahkan daerah pedesaan pada Jumat untuk mempersiapkan kepulangan pekerja migran pada musim liburan ini dengan harapan mencegah lonjakan besar kasus COVID-19 di komunitas dengan sumber daya medis yang terbatas.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Pihak berwenang Shanghai mendesak penduduk untuk tinggal di rumah selama akhir pekan ini, di tengah melonjaknya kasus Covid-19. Komisi Kesehatan Kota Shanghai pada Sabtu (24/13/2022) secara khusus mendesak kaum muda untuk menghindari pertemuan yang ramai, karena mudahnya penyebaran virus corona dan suhu yang rendah.

Baca Juga


Natal tidak dirayakan secara tradisional di China, tetapi merupakan hal yang umum bagi pasangan muda dan beberapa keluarga untuk menghabiskan liburan bersama. Varian Omicron melonjak beberapa minggu setelah pihak berwenang mengakhiri kebijakan nol-Covid, mencabut persyaratan pengujian yang ketat dan pembatasan perjalanan.

Shanghai biasanya menjadi tuan rumah pasar besar bertema Natal di area perbelanjaan mewah di sepanjang Nanjing West Road. Restoran serta pertokoan menawarkan promosi untuk menghidupkan bisnis. Namun penyebaran Omicron meredam perayaan Natal di Shanghai.

Banyak restoran Shanghai telah membatalkan pesta Natal yang biasanya diadakan untuk pengunjung tetap. Sementara hotel telah membatasi pemesanan karena kekurangan staf.

"Hanya ada sejumlah pelanggan yang dapat kami terima mengingat tenaga kami, dengan mayoritas anggota tim yang tidak sehat saat ini," kata Jacqueline Mocatta, yang bekerja di industri perhotelan.  

Warganet China menyampaikan keluh kesah tidak dapat bepergian selama liburan Natal karena terinfeksi Covid-19. Penyakit ini memaksa mereka untuk melakukan karantina di rumah. 

"Awalnya saya berencana pergi ke Shanghai untuk Natal, tetapi sekarang saya hanya bisa berbaring di tempat tidur," tulis seorang warganet di platform media sosial, Weibo.

Klik halaman selanjutnya untuk meneruskan membaca.

Data kesehatan Airfinity yang berbasis di Inggris minggu ini melaporkan, infeksi di China kemungkinan mencapai lebih dari satu juta sehari dengan kematian lebih dari 5.000 sehari. Angka yang dirilis Airfinity sangat kontras dengan data resmi pemerintah.

Otoritas kesehatan nasional China pada Sabtu (24/12/2022) melaporkan 4.128 infeksi Covid-19 bergejala setiap hari, dan tidak ada kematian selama empat hari berturut-turut. Sementara Bloomberg News pada Jumat (23/12) melaporkan, hampir 37 juta orang mungkin telah terinfeksi Covid-19 dalam seminggu terakhir ini, mengutip perkiraan dari otoritas kesehatan utama pemerintah.  

Hotline darurat di Taiyuan di Provinsi utara Shanxi menerima lebih dari 4.000 panggilan sehari. Otoritas Taiyuan mendesak warga untuk menghubungi nomor hotline hanya untuk keadaan darurat medis.

Seorang pejabat kesehatan di Qingdao mengatakan, kota pelabuhan itu mengalami sekitar 500.000 infeksi setiap hari. Sementara pasokan darah untuk transfusi di Wuhan berjumlah 4.000 unit, atau hanya cukup untuk bertahan dua hari. 

 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler