Presiden Baru Brasil Siap Bangun Kembali Hubungan dengan Rusia

Presiden Brasil disebut siap dan tertarik membangun kembali hubungan dengan Rusia

EPA-EFE/Jarbas Oliveria
Presiden Brazil yang baru terpilih, Luiz Inacio Lula da Silva, menyatakan kesiapan untuk membangun kembali hubungan negaranya dengan Rusia
Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA - Presiden Brasil yang baru terpilih, Luiz Inacio Lula da Silva, menyatakan kesiapan untuk membangun kembali hubungan negaranya dengan Rusia, menurut Ketua Majelis Tinggi Parlemen Rusia Valentina Matviyenko.

Kesiapan itu, kata Matviyenko, Ahad (1/1/2023), mencakup peningkatan kerja sama di berbagai bidang serta dukungan bagi pembentukan komisi bilateral tingkat tinggi.

"Sangat penting bahwa selama pertemuan, presiden yang baru terpilih memastikan kesiapan dan ketertarikannya untuk membangun kembali hubungan Rusia-Brasil," ujar Matviyenko, setelah bertemu dengan Presiden Lula.

Matviyenko berperan sebagai kepala delegasi Rusia yang hadir pada pelantikan kepala negara Brasil itu.

Ketua Dewan Federasi Rusia itu menyebutkan Rusia dan Brasil bisa berupaya meningkatkan perdagangan serta kerja sama, antara lain dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, teknik, dan lingkungan.

Menurut Matviyenko, Lula mendukung gagasan peluncuran suatu komisi tingkat tinggi, yang selama beberapa tahun terakhir belum bisa bertemu karena berbagai faktor.

Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin merupakan ketua komisi bagi Rusia. Mitranya dari Brasil adalah pejabat setingkat wakil presiden.

Presiden Lula, kata Matviyenko, berjanji akan secara resmi menunjuk ketua bersama sesegera mungkin.

"... dan setuju bahwa komisi tersebut melakukan pertemuan sesegera mungkin," katanya menambahkan.

Matviyenko mengatakan Lula da Silva juga menyambut baik gagasan pembentukan Dewan Bisnis Rusia-Brasil, "yang bisa berfungsi sangat efektif bagi para pelaku bisnis Rusia dan Brasil, serta membangun kontak dan jaringan."

Menurut Matviyenko, perdagangan dan hubungan ekonomi antara Rusia dan Brasil sedang berkembang secara dinamis.

"Tahun ini kami harapkan bisa mencapai sekitar 9 miliar dolar," ujarnya.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler