Petisi Kembalikan WFH Sudah Ditandatangani Lebih dari 12 Ribu Orang

Saat ini banyak perusahaan yang sudah kembali menerapkan WFO.

Pixabay
Petisi kembalikan WFH sudah ditandatangani lebih dari 12 ribu orang. (ilustrasi).
Rep: Meiliza Laveda Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Petisi untuk mengembalikan metode kerja menjadi work from home (WFH) viral di media sosial. Petisi tersebut dilatarbelakangi kondisi jalanan yang lebih macet, polusi bertambah, dan membuat karyawan tidak produktif ketika harus berjibaku menuju ke tempat kerja.

Baca Juga


Hingga berita ini ditulis, petisi sudah ditandatangani 12.432 orang dan terus bertambah. Beberapa warganet juga setuju meminta WFH dikembalikan.

Petisi tersebut diunggah di Change.org sejak dua bulan lalu. Saat ini, sebagian besar perusahaan sudah mulai kembali menerapkan work from office (WFO).

Menurut Riwaty Sidabutar yang memulai petisi, kembali bekerja ke kantor setelah dua tahun di rumah malah membuatnya semakin stres. Sebab, jarak tempuh antara kantor dan rumah terbilang jauh. Misal, dia yang menempuh 20 kilometer ke kantor dan total jarak pulang pergi menjadi 40 kilometer.

“Belum lagi kalau hujan. Bisa-bisa saya terjebak kemacetan lama sekali, satu jam bahkan menggunakan sepeda motor,” kata Riwaty.

Selain masalah jarak, dia juga menyebut aturan WFO belum bisa menjamin membuat pekerja lebih produktif. Lamanya waktu dan energi yang dihabiskan di pejalanan membuat pekerja menjadi lebih lelah. Nantinya, inilah yang akan berdampak pada performa kerja.

“Lamanya perjalanan membuat saya menjadi lebih lelah dan hasil pekerjaan tidak sebagus ketika saya bekerja dari rumah. Di rumah, saya merasa lebih percaya diri, lebih aman, dan merasa lebih nyaman. Oleh karena itu, saya ingin meminta agar aturan wajib WFO 100 persen dikaji kembali,” kata dia.

Beberapa negara sudah menerapkan WFH seperti Belanda. Riwaty yakin, Indonesia juga bisa menerapkan hal serupa. “Saya yakin dengan adanya aturan ini dari pemerintah, kantor-kantor akan dapat lebih fleksibel sehingga pekerja-pekerja pun bisa lebih nyaman,” kata dia.

“WFO sudah sangat oldschool. Waktu lebih banyak habis di jalan. Ditambah kondisi cuaca yang tidak menentu, berpengaruh juga terhadap kesehatan,” kata Donovan Caesar.

Ada juga yang berkomentar jadwal WFH dan WFO harus seimbang. “Selang-seling aja WFH dan WFO supaya tercipta work life balance. Misal, sepekan WFH lanjut sepekan berikutnya WFO, dan seterusnya,” kata Desta CP.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler