Asteroid Terbesar yang Pernah Menabrak Bumi Bukan Pembunuh Dinosaurus
Batu luar angkasa yang merusak itu memiliki lebar antara 12,4 dan 15,5 mil.
ANTARIKSA -- Asteroid terbesar yang pernah menabrak Bumi bukanlah yang membunuh dinosaurus non unggas (nonavian) pada 66 juta tahun yang lalu. Yang terbesar diyakini terjadi pada 2 miliar tahun lalu, yang membuat kawah Vredefort di tempat yang sekarang disebut Afrika Selatan. Para peneliti terbaru memperkirakan asteroid penabrak berukuran sekitar dua kali lebar asteroid yang memusnahkan dinosaurus nonavian.
Kawah Vredefort, yang terletak sekitar 75 mil di barat daya Johannesburg, saat ini berdiameter sekitar 99 mil atau 159 km, menjadikannya kawah terbesar yang terlihat di Bumi. Namun, itu lebih kecil dari kawah Chicxulub yang terkubur di bawah Semenanjung Yucatan Meksiko. Chicxulub
yang berdiameter 180 km ditinggalkan oleh asteroid pembunuh dinosaurus yang menghantam Bumi pada akhir periode Cretaceous, sekitar 66 juta tahun yang lalu.
Kawah Vredefort perlahan terkikis seiring waktu, yang membuatnya menyusut. Perkiraan terbaru menunjukkan Vredefort awalnya berukuran 155 hingga 174 mil atau 250 hingga 280 km saat terbentuk 2 miliar tahun lalu. Karena itu, kawah Vredefort dianggap sebagai kawah tubrukan terbesar di Bumi meski lebih kecil dari kawah Chicxulub saat ini.
Dalam studi yang dipublikasikan secara daring pada 8 Agustus 2022 di Journal of Geophysical Research: Planets, para peneliti menghitung ulang ukuran asteroid Vredefort. Mereka menemukan bahwa batuan luar angkasa yang merusak itu kemungkinan berukuran antara 12,4 hingga 15,5 mil atau 20 hingga 25 km, dan dapat bergerak antara 45.000 dan 56.000 mph atau 72.000 dan 90.000 km/jam ketika menghujam planet kita.
"Memahami struktur dampak terbesar yang kita miliki di Bumi sangat penting karena memungkinkan para peneliti membangun model geologi yang lebih akurat," kata penulis utama studi tersebut, Natalie Allen.
"Prediksi ukuran penabrak yang lebih akurat juga dapat menjelaskan kawah lain di Bumi dan di seluruh tata surya," kata kandidat doktor di Departemen Fisika dan Astronomi Universitas Johns Hopkins di Baltimore tersebut.
Dampak Tabrakan
Ketika asteroid pembunuh dinosaurus selebar 12 km menabrak Bumi sekitar 66 juta tahun yang lalu, kehancuran yang disebabkannya sangat besar. Peristiwa akhir Cretaceous menyebabkan kebakaran hutan yang meluas dan hujan asam. Gelombang tsunami setinggi satu mil mencapai separuh permukaan Bumi dan mengirim gumpalan abu dan debu ke atmosfer, yang mengubah iklim secara drastis. Penelitian yang diterbitkan pada Desember 2021 di jurnal Scientific Reports menyatakan, sekitar 75 persen kehidupan di Bumi musnah akibat peristiwa tersebut.
Lalu, bagaimana dengan dampak asteroid Vredefort yang dua kali lebih besar dari pembunuh dinosaurus tersebut? Apalagi, dia bergerak jauh lebih cepat sehingga dampaknya akan lebih parah dan berpotensi menjadi peristiwa pelepasan energi terbesar dalam sejarah Bumi. Namun, karena hal itu terjadi sangat lama, hanya ada sedikit bukti tentang kekuatan ledakan yang mengguncang bumi dan efek tabrakannya di planet ini.
"Tidak seperti dampak Chicxulub, dampak Vredefort tidak meninggalkan catatan kepunahan massal atau kebakaran hutan, karena hanya ada bentuk kehidupan bersel tunggal dan tidak ada pohon dua miliar tahun yang lalu," kata rekan penulis studi, Miki Nakajima.
"Namun, dampaknya akan mempengaruhi iklim global secara potensial lebih luas daripada dampak Chicxulub," kata ilmuwan planet University of Rochester di New York itu. Sumber: LiveScience