OJK Siapkan Strategi Akselerasi Perbankan Syariah
Bank syariah juga sebagai alternatif sistem keuangan yang bisa dipilih.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan kinerja perbankan syariah saat ini sudah baik. Meskipun begitu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan perbankan syariah tetap harus melakukan akselerasi.
Dia menuturkan, kinerja perbankan syariah selama ini cukup berkelanjutan dalam menghadapi krisis dan masih tetap tumbuh. "Tetapi kita melihat bahwa memang perlu ada akselerasi sebetulnya," kata Dian dalam Webinar OJK Institute Tren Perbankan Tahun 2023, Selasa (17/1/2023).
Dian menjelaskan, hal tersebut dibutuhkan dalam pengembangan bank syariah di Indonesia. Khususnya bank syariah juga sebagai alternatif sistem keuangan yang bisa dipilih masyarakat kita ke depan.
Dia menuturkan, saat ini posisi perbankan syariah masih sekitar lima hingga enam persen dibandingkan dengan total aset seluruh perbankan di Indonesia. Dian menilai, angka itu belum cukup bagi perbankan syariah untuk menjadi suatu alternatif.
"Kami akan melakukan upaya-upaya akselerasi untuk bagaimana bank syariah itu bisa berkembang dengan cara baik," tutur Dian.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi meyakini saat ini industri perbankan masih memiliki daya tahan yang baik. Termasuk juga industri perbankan syariah di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi.
"Kami coba melihat di industri perbankan syariah itu inline dengan yang terjadi industri perbankan secara umum," kata Hery.
Hery menjelaskan hal tersebut terlihat dari indikator atau rasio di industri perbankan yang masih sangat bagus. Mulai dari Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal yang menurut Hery untuk perbankan syariah atau secara nasional masih sangat kuat di atas 23 sampai 25 persen.
"Ini menunjukan daya tahan perbankan juga bagus," ucap Hery.