Fatty Liver Mengintai Penggemar Kuliner Berminyak
Penggunaan minyak jelantah dalam waktu lama akan berdampak ke kesehatan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan dengan minyak banyak atau nasi minyak sempat populer. Sesuai dengan namanya, nasi minyak adalah nasi beserta ayam atau bebek goreng yang ditambahkan kubis goreng serta sambal lalu disiram minyak jelantah.
Minyak jelantah memang kerap digunakan sebagai penambah rasa, misalnya untuk minyak bekas menggoreng ayam atau ikan asin sebagai minyak untuk menggoreng sambal. Tapi bukan rahasia kalau minyak jelantah tidak sehat, apalagi jika dikonsumsi banyak.
Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Probo Yudha Pratama Putra menjelaskan, penggunaan minyak jelantah dalam waktu tertentu pada makanan akan berdampak pada kesehatan. Hal itu diakibatkan oleh deposisi sel lemak yang terjadi di usus halus, pembuluh darah, jantung, dan liver.
Penyakit yang pertama muncul akibat konsumsi minyak jelantah disebut dislipidemia atau bahasa awamnya kolesterol. Mengonsumsi makanan yang dimasak dengan minyak jelantah akan meningkatkan lemak jenuh atau jahat yang sulit dimetabolisme oleh tubuh.
"Selanjutnya Dislipidemia ini dapat menjadi faktor risiko terhadap munculnya penyakit lain sepertijantung koroner, stroke, fatty liver hingga kanker," jelas Yudha, dikutip Rabu (25/1/2023).
Seperti diketahui, jantung koroner menyebabkan angka kematian yang tidak sedikit. Kondisi tersebut disebabkan adanya penyumbatan pada pembuluh darah ke jantung. Begitu pula dengan stroke yang membuat lemak menumpuk di pembuluh darah sehingga membuat otak menjadi lumpuh
Sementara itu, fatty liver diakibatkan oleh akumulasi lemak yang terlalu banyak pada hati sehingga menyebabkan peradangan hati. Akibatnya terjadi hepatitis yang berlanjut ke penyakit sirosis dan berujung pada kematian. Selain itu, minyak jelantah juga mengandung bahan karsinogenik yang dapat menyebabkan penyakit kanker.
Yudha tidak menampik makanan berminyak memang nikmat. Dia namun tidak merekomendasikannya. Ia menyarankan mengganti minyak biasa dengan minyak yang sehat atau dengan penggunaan minyak sekali pakai.
"Kemudian banyak mengkonsumsi makanan makanan yang dapat mengurai lemak yaitu makanan yang mengandung PUFA (polyunsaturated fatty acid) atau MUFA (monounsaturated fatty acid) seperti alpukat, kacang, minyak canola, ikan tuna dan ikan salmon," katanya.